Menunaikan kewajiban sebagai menantu salah satunya adalah mengunjungi ibu mertua yang tinggal di kota lain. Lumayan jauh dari rumah kami, sekitar 150 Km, jarak sejauh ini rata-rata kami tempuh sekitar 2 jam berkendara.
Seringnya kami kunjungi pada hari Minggu atau libur Nasional, menghindari padatnya jalan tol. Selain itu pada hari tersebut kendaraan besar seperti truk dilarang beroperasi, pengecualian bagi yang memiliki izin khusus saja, seperti barang yang harus segera dikirimkan.
Di dekat tempat tinggal ibu mertua saya ini, ada satu kastil besar yang sangat cantik. Di Eropa ini beribu-ribu kastil masih banyak dijumpai kokoh berdiri. Bisa dikatakan di setiap desa ada kastilnya.
Schwetzingen terletak di antara kota Mannheim dan Heidelberg, kota universitas tertua di Jerman (Universitas Ruprecht Karls Heidelberg yang didirikan tahun 1386).
Kastil Schwetzingen
Istana ini adalah kediaman musim panas Raja Elektor Carl Theodor. Bangunan dengan arsitektur Barok ini dibangun di atas area seluas 72 hektar pada abad ke 18 dan terkenal dengan tamannya yang sangat indah. Taman Kastil Barok ini ditata dengan gaya Perancis dengan banyak dihiasi patung-patung dan danau.
Di taman Kastil indah ini terdapat beberapa kuil, seperti kuil Minerva, didedikasikan untuk Dewi Romawi Minerva yang merupakan dewi kebijaksanaan. Selain itu ada kuil Apollo, yang didedikasikan untuk Dewa Yunani Apollo, yang merupakan dewa seni.
Di halaman belakang kastil, terbentang taman luas yang dinamakan Taman Turki atau Taman Masjid. Pada masa itu sedang tren gaya seni orientalis, mereka menyebutnya dengan istilah Tuerkenmode atau Tren dari Turki.
Tren orientalis ini meluas di Eropa setelah diterbitkannya Dongeng "Seribu Satu MalamSeribu" dalam bahasa Perancis pada tahun 1704.
Di taman ini terdapat bangunan menyerupai masjid dengan dua menara di sampingnya. Rote Moschee atau Masjid Merah sebutannya. Dibangun pada tahun 1778 oleh arsitek Istana yang bernama Nicolas de Pigage. Tidak ada keterangan kenapa disebut Masjid Merah, mungkin karena bangunannya memang berwarna merah bata muda.Â
Sebelum memasuki pintu utama taman masjid, terdapat danau kecil. Di sana terlihat beberapa ekor bebek sedang berenang dan juga berjemur di pinggiran danau.
Bentuk bangunan ini persegi panjang, yang mana bangunan utama masjid ini di kelilingi tembok koridor panjang, lalu di tengahnya terdapat hamparan rumput hijau yang di kelilingi bunga di pinggirannya.
Di bagian dalam ruangan utama di kelilingi dinding kubah masjid yang terdapat kata-kata bijak dengan tulisan aksara Arab dan Jerman.
Struktur kubah masjid terlihat lebih menyerupai gaya bangunan gereja abad antik akhir dari pada gaya Ottoman klasik.Â
Bangunan ini memang disesuaikan dengan konsep keseluruhan taman masjid dan dibangun bukan untuk difungsikan sebagai tempat ibadah. Oleh karena itu, terlihat perpaduan gaya bangunan Islam dan Kristen dengan sentuhan orientalis yang sangat kental.
Pada masa itu terdapat banyak bangunan bergaya orientalis, dan Masjid Merah ini adalah satu-satunya yang masih berdiri di Eropa.
Raja Elektor Carl Theodor membangun Masjid Merah ini selain mengikuti mode pada masa itu. Ia juga menggambarkan dirinya sebagai penguasa kosmopolitan yang toleran.
wisata kota Schwetzingen. Dibuka untuk umum setiap hari sepanjang tahun dari pukul 9 pagi hingga 8 malam. Harga tiketnya sendiri seharga 10 Euro untuk dewasa dan 6 Euro untuk anak-anak.
Kastil ini menjadi salah satu atraksiHennie Triana Oberst
Deutschland, 03 Januari 2020
Referensi: schloss-schwerzingen.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H