Bagi wanita, salah satu alasannya adalah kejenuhan dengan hidup yang monoton. Rutinitas yang membelenggunya hanya dalam urusan anak, rumah dan suaminya. Tidak ada teman, tidak ada waktu senggang untuk dirinya sendiri, untuk hobinya.
Alasan lain yang mungkin juga cukup banyak contohnya adalah pernikahan dini dan memiliki anak ketika masih sangat muda, atau pasangan dari remaja dan cukup lama menjalani kehidupan perkawinan mereka.
Bisa juga ketika anak-anak telah dewasa dan meninggalkan rumah atau tidak memiliki anak. Lebih sering wanita yang merasa kehidupannya kosong dan tidak berguna. Tentu tidak semua orang dan pasangan menghadapi fase ini dengan banyak masalah.
Dianjurkan untuk saling terbuka berkomunikasi, mencoba hal-hal baru. Jika anak-anak sudah mulai mandiri, tidak ada salahnya untuk menghabiskan waktu berdua untuk menguatkan kembali hubungan yang mungkin selama ini terbagi karena anak-anak masih kecil.
Pergi berdua saja misalnya makan ke tempat yang menyenangkan atau tempat yang menghadirkan kenangan saat masa pacaran dulu. Liburan berdua ke luar kota juga salah satu alternatif lainnya.
Kesibukan Baru
Mungkin selama ini ada rencana dan impian yang belum terealisasi, maka ini saatnya untuk mewujudkannya. Membuat diri sibuk dengan hal baru, misalnya mencari hobi baru, atau kembali ke hobi lama yang selama ini tidak sempat dilakukan atau terlupakan.Â
Tanpa disadari kegiatan yang membuat hati senang juga akan menghadirkan suasana yang lebih menyenangkan di kehidupan kita.
Seorang teman sekolah saya pernah bercerita, bahwa dia menikmati sekali fase ini, dan tips dari saya katanya cukup ampuh bertahan dari hembusan angin di sekitarnya.Â
Saya memang pernah bilang padanya, "Tebar pesona boleh-boleh saja, tapi jangan pernah menyambut tawaran apapun. Cukup sampai di situ saja."
Tiap individu punya tanggung jawab atas hidupnya masing-masing. Tinggal kita memutuskan hidup seperti apa yang kita sukai.Â
Kebahagiaan itu bukan datang begitu saja seperti kado, tetapi kita sendiri yang harus aktif menghadirkannya.Â