"Assalamualaikum", sapaku pada seorang pria yang sepertinya bertugas di Masjid.
"Wa allaikum salam", sambutannya sambil tersenyum dan sedikit terkejut karena aku tiba-tiba menyapanya.
Ia mempersilakan kami melihat-lihat dan kemudian permisi masuk ke dalam ruangan di samping rumah ibadah.
Jika berada di kota Xian, ibukota provinsi Shaanxi di negeri Cina dan sedang mengunjungi Food Bazar di kawasan Muslim, sempatkanlah mengunjungi Masjid Agung yang letaknya tak jauh dari situ. Berjalan saja lurus melewati lapak-lapak makanan dan cenderamata, kemudian belok ke kiri. Nanti akan kita temukan jalan menuju Masjid ini.Â
Tembok tinggi yang memisahkan daerah pasar dan kompleks Masjid seperti batas antara keriuhan Bazar dan keheningan Masjid. Tiba di kompleks Masjid serasa terbebas dari kebisingan. Hening seketika. Wisatawan yang berkunjung seperti berbicara dengan sayup-sayup dan agak berbisik.
Sebelum masuk area Masjid akan kita jumpai di depan gerbang, sebelah kanan kita ada meja seadanya, dijaga oleh seorang wanita berkerudung. Ada warung kecil di situ. Wanita ini menjual tiket masuk ke kompleks Masjid. Tetapi jika kita katakan ingin shalat, boleh masuk gratis. Kami membeli tiket untuk tiga orang, harganya RMB 25/orang. Pemandu wisata kami tak perlu membayar.
Begitu menginjakkan kaki di halaman Masjid langsung disambut kumandang Azan, waktunya untuk shalat Asar. Banyak kaum pria yang kemudian datang untuk melaksanakan ibadah.
Masjid Agung Xian ini adalah Masjid terbesar di kota Xian dan keempat tertua di Tiongkok, dibangun pada tahun 742 di masa pemerintahan Dinasti Tang. Masjid ini masuk dalam warisan budaya Islam UNESCO pada tahun 1985.Â
Arsitekturnya indah dan unik gaya klasik negeri Tiongkok, tidak menggambarkan seperti umumnya bangunan Masjid yang memiliki gaya bangunan Masjid dari Arab. Â
Jika melihat dari luar bangunan mengingatkan kita akan bangunan Istana negeri Cina atau Kuil, tetapi detail di dalam ruangannya terlihat kental pengaruh dari negeri Arab, termasuk kaligrafinya.Â
Tapi Masjid Agung Xian ini bukan satu-satunya yang memiliki arsitektur klasik Cina, Â ada beberapa Masjid di Tiongkok lagi, contohnya Masjid yang ada di Beijing dan Kunming.
Melewati taman ada gerbang kecil memasuki komplek bangunan. Bangunan utama yang berada di ujung kompleks adalah tempat untuk beribadah, jadi non muslim tidak diperbolehkan memasuki ruangan ini. Begitu menurut keterangan pemandu.
Pada masa Dinasti Tang (618-907) agama Islam masuk ke Tiongkok dibawa oleh pedagang-pedagang dari Arab melalui Jalur Sutra; rute perdagangan melalui Asia yang menghubungkan Timur dan Barat.
"Masyarakat muslim yang ada di Xian adalah dari suku Hui", begitu penjelasan pemandu wisata kami.
"Kami di sini tak menggunakan bahasa atau istilah Arab, kecuali untuk shalat saja. Kami berbicara bahasa Cina karena kami adalah orang Cina dan bangga dengan budaya kami", begitu lanjutannya dengan wajah serius.
Kami mengangguk dan menyetujui ucapannya.
Sore menjelang petang terlihat orang-orang yang telah selesai beribadah mulai meninggalkan Masjid, juga beberapa rombongan wisatawan. Kami pun tak lama beranjak melanjutkan wisata di tempat lainnya.
Masjid Agung Xian dibuka setiap hari untuk umum pukul 09:00 - 17:00
Tiket RMB 25/orang
Xian, provinsi Shaanxi, Cina.
HennieTriana Oberst
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H