Kesempatan saya untuk melihat dan menikmati keindahan taman bunga lavender di Provence, Perancis belum kesampaian. Sementara ini cukuplah menikmatinya di sekitar Beijing. Kabarnya ada beberapa taman lavender yang terdapat di pinggiran kota Beijing. Kebetulan ada yang mengajak untuk mengunjungi taman lavender di Miyun county (sub-unit pemerintahan daerah yang memiliki yurisdiksi sendiri). Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota Beijing.
Awal September cuacanya masih sangat panas di Beijing, jadi kami berangkat tidak terlalu siang, jam 9 pagi setelah selesai sarapan. Lebih dari 1 jam waktu yang kami butuhkan untuk tiba di lokasi. Di sana udaranya segar, jauh sekali dibandingkan udara yang kita hirup di tengah kota Beijing.
Terlihat indahnya bunga lavender, seperti hamparan karpet lila raksasa. Sayangnya harapanku menikmati harumnya aroma bunga ini tidak terwujud. Hanya sebagian dari taman yang ditanami bunga lavender yang harum, dan sayangnya hampir semua belum mekar. Saya baru tahu, ada lavender yang tidak harum.
Taman ini dubuka setiap tahunnya pada bulan Mei sampai Oktober. Tiket masuk untuk dewasa 40 Yuan, sedangkan harga untuk anak-anak dan manula adalah 20 Yuan.
Saat kami tiba pagi itu di lokasi, pengunjungnya terlihat tidak banyak, bisa dikatakan sepi. Jalan-jalan dan kegiatan jepret-jepret bisa lebih nyaman dilakukan. Kesan romantis sangat terasa di tempat ini. Tampak jelas dari pengunjung yang saling bergandengan tangan, dan bermesraan. Penggemar fotografi juga banyak terlihat memotret kumbang yang bertengger di atas bunga, menunggu dengan sabar hingga tiba waktu yang tepat dengan untuk membidikkan kameranya. Tidak ketinggalan beberapa pasang calon pengantin yang sedang melakukan sesi pemotretan pre-wedding mereka.
Di bagian pinggir taman Bungan ini terdapat beberapa kursi dan meja untuk sekadar melepas lelah. Sisi samping taman berjajar toko-toko yang menjual produk wewangian dari bunga lavender, seperti sabun, minyak, lilin, pewangi ruangan, dan beragam jenis lainnya. Kedai jajanan yang menjual sejenis keripik dan minuman ringan ada di deretan bangunan lainya.
Semakin siang semakin terasa teriknya sengatan matahari. Kami pun memutuskan untuk beristirahat di satu-satunya kafe yang terdapat di taman bunga lavender ini. Kafe ini dilengkapi dengan pendingin ruangan, karena itulah banyak pelancong yang duduk agak berlama-lama di sini. Rasa kopi susu yang disajikan di sini cukup enak dan tidak mengecewakan.
Taman bunga lavender ini bisa jadi kurang diminati wisatawan, mungkin karena letaknya yang agak jauh dari kota. Atau mungkin juga fasilitas untuk pengunjung kurang diperhatikan dan dipenuhi. Akan lebih menyenangkan seandainya kedai-kedai yang berjajar di sana menyediakan kue, dan makanan lain sebagai pengganjal perut pelancong yang datang. Sekaligus juga menyajikan minuman teh, dan kopi. Tidak lupa, yang paling penting ada kursi dan meja. Wisatawan yang membawa anak kecil pasti membutuhkannya.
Hennie Triana Oberst
Beijing, 2011.09.03
"Between Two Continents"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H