Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Kindergarten di Jerman, Mengakrabi Dunia Anak

2 Juli 2011   05:19 Diperbarui: 15 November 2022   03:55 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bausteine-FeeLoona/pixabay.com

Pendidikan anak usia pra sekolah yang dikenal dengan nama Kindergarten diprakarsai oleh seorang tokoh pendidikan Jerman bernama Friedrich Wilhelm August Fröbel. Friedrich Fröbel lahir 21 April 1782 di Oberweißbach, Thüringen (Thuringia), meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1852 di Marienthal, Thuringia. 

Kindergarten, berasal dari kata „Kinder = Anak-anak,  dan Garten = Taman“. 

"Anak-anak adalah benih kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dan perawatan, seperti halnya kuncup bunga yang ada di taman," begitu menurut Fröbel.

Pada tahun 1840  Fröbel mendirikan lembaga kegiatan dan tempat bermain anak-anak, beliau memberi nama Kindergarten. Tempat ini memiliki dua ruangan. Satu ruang ditata dengan menempatkan kursi dan meja, sedangkan satu ruang lainnya dibiarkan terbuka untuk bermain. Di luar ruangan terdapat sebuah taman,  di sini anak-anak dapat menanam berbagai jenis tumbuhan seperti bunga, sayur dan juga biji-bijian.

Fröbel merancang mainan berbentuk bola, balok kayu, ubin, tongkat dan cincin, yang dikenal dengan nama „Fröbelgaben“ (bahasa Jerman),  atau Froebel Gifts (bahasa Inggris). Mainan ini membantu mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak-anak. Froebel gifts kemudian banyak diadaptasi oleh dunia pendidikan di berbagai negara, dan merupakan salah satu bagian materi penting di lembaga pendidikan anak prasekolah. 

Kegiatan bernyanyi, menari dan mendengarkan dongeng berguna untuk meningkatkan keterampilan fisik dan imajinasi anak. Menurut Fröbel, anak-anak harus dibiarkan menciptakan kegiatan mereka sendiri, dan peran guru adalah untuk mengembangkan kreativitas mereka.




~~OOO~~

foto-sphaeroid/pixabay.com
foto-sphaeroid/pixabay.com

Pada umumnya, anak memasuki Kindergaraten pada usia 3 tahun, bermain dan belajar bersosialisasi di tempat ini hingga usia 6 tahun. 

Hampir setiap komunitas daerah dari satu kecamatan memiliki Kindergarten, yang disediakan oleh pemerintah daerah maupun swasta. Biasanya anak-anak memasuki Kindergarten yang ada di wilayah masing-masing.  


Lazimnya formulir bisa diunduh dari situs dewan kota, atau Kindergarten. Formulir dan syarat-syarat  yang dibutuhkan dikirim ke salah satu lembaga itu. Seperti umumnya, dokumen ini antara lain; 

- Data anak, dan lampiran Akte Kelahiran. 

- Bukti pemeriksaan kesehatan anak, ditandatangani oleh Dokter anak. 

- Data kedua orang tua, nomor telepon rumah, kantor, dan ponsel. 

- Nama lain selain orang tua yang berhak menjemput anak dari Kindergarten

- Nomor telepon dan status hubungan kekerabatan dengan anak. 

- Nomor rekening bank. 


Sistem pembayaran dilakukan dengan cara mendebet rekening rekening bank setiap bulannya. Kindergarten tidak termasuk wajib belajar di Jerman, dan umumnya tidak gratis. Besar biayanya berbeda-beda di setiap lembaga pendidikan. Biasanya keluarga yang memiliki anak satu membayar lebih banyak dari keluarga yang memiliki anak dua orang, dan seterusnya.


foto-congerdesign/pixabay.com
foto-congerdesign/pixabay.com

 

Jadwal kegiatan Kindergarten adalah Senin – Jumat pukul 07:45 – 13:00. 

Waktu yang ditetapkan paling lambat mengantar anak ke Kindergarten adalah pukul 09:15.

Sedangkan jadwal penjemputan anak dibagi menjadi dua yaitu pada pukul 12:30 dan pukul 13:00. 

Saat berada di ruangan Kindergarten anak-anak diwajibkan untuk melepas sepatu dan menggantinya dengan sepatu rumah. Masing-masing keluarga harus menyediakannya.

Rutinitas pagi hari sampai sekitar pukul 10 adalah bermain di ruangan. Tiap anak bisa memilih sendiri permainan atau kesibukan yang disukai. Berbagai  jenis permainan tersedia di sana seperti Lego, Balok kayu, mobil-mobilan, kereta api, puzzel, boneka. Aktivitas menggambar, melukis dengan cat air, atau membuat kerajinan tangan dari kertas ataupun kain merupakan pilihan yang disenangi anak-anak.


foto-MIH83/pixabay.com
foto-MIH83/pixabay.com

Setelah waktu bermain di dalam ruangan selesai, semua anak diikutsertakan untuk membenahi mainan dan mengembalikan pada tempatnya. Mencuci tangan hingga bersih, dan siap-siap berkumpul untuk makan bersama dengan bekal yang dibawa dari rumah. Selesai makan tiap anak harus membereskan barang-barangnya sendiri. Bermain di halaman dengan bebas adalah rutinitas berikutnya. Sesekali mereka melakukan wisata kecil, seperti mengunjungi peternakan, pabrik, atau tempat menarik lainnya. Sebelum berpisah mereka akan berkumpul kembali dan bernyanyi bersama. 

Hennie Triana Oberst

Rujukan:

friedrichfroebel.com

br-online.de - wdr.de 

newworldencyclopedia.org

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun