"There is no happiness without tears, no life without death. Beware! I'm going to make you cry."Â (Lucian)Â
Dua puluh dua tahun dalam dunia pelayanan rohani memberi saya banyak bertemu dan bertatap langsung dengan kematian manusia.
Berada bersama keluarga di detik-detik akhir hidup seseorang, di ambulans jenazah, di rumah duka, dan di Tempat Pemakaman Umum hingga menguburkan mereka yang telah selesai dengan dunia ini, semua itu sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup saya.
Dari semuanya itu, saya menemukan setidaknya ada tiga hal yang sering sama terjadi pada saat kematian manusia, yakni:
1. Momen Menangis
Tentulah kematian umumnya menimbulkan tangisan. Akan tetapi, ada momen-momen tertentu dimana orang yang tadinya tidak terlihat menangis menjadi menangis dan yang sedang menangis bisa menjadi histeris.
Bahkan, laki-laki yang cenderung terlihat tidak seemosional perempuan dan malah air matanya bisa tidak terlihat sama sekali akan menjadi terlihat menangis di salah satu momen di antara momen-momen yang menurut saya memiliki sensasi kesedihan yang tinggi dari suatu peristiwa kematian selain detik kematian itu sendiri.
- Saat ambulans jenazah memasuki area lingkungan rumah.
Bunyi sirene pertanda kematian mengiringi perjalanan jenazah dari Rumah Sakit bersama beberapa keluarganya menuju ke kediamannya. Pada saat ambulans memasuki area lingkungan rumah mendiang, di situ kerap air mata terlihat mengalir atau yang sudah terdengar menangis menjerit histeris.Â
- Saat jenazah diusung memasuki rumah mendiang.