Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Adegan Nikita Melabrak Elza Seyogianya Tidak Ditayangkan

4 September 2019   20:18 Diperbarui: 6 September 2019   00:06 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar video Hotman Paris Show channel.

Dengan ditayangkannya adegan Nikita Mirzani (NM) melabrak Elza Syarief (ES) di acara Hotman Paris Show iNews TV, maka ini menambah satu lagi bukti bahwa tayangan media televisi dan juga Youtube cenderung lebih mementingkan rating dan trending daripada mempertimbangkan dampak negatif dari apa yang ditayangkannya.

Adegan itu sudah dapat diyakini akan menaikkan rating dan menjadi trending dari sejak sebelum ditayangkan, dan terbukti. Video NM melabrak ES yang dibagikan oleh Saluran Youtube Hotman Paris Show berhasil menduduki posisi Trending No. 1 di Youtube.

ES hadir di situ dalam kapasitasnya sebagai pengacara Sajad Ukra, mantan suami NM, dalam perkara anak NM dari Sajad.

Dalam satu video yang dibagikan di akun IG @hotmanparisofficial, Hotman Paris Hutapea (HPH) selaku host pada acara tersebut berkata, bahwa tidak ada kata-kata menghina atau mengancam atau memukul dari NM. Yang ada hanyalah emosi tinggi dan suara keras NM.

HPH juga menekankan, bahwa tidak ada di KUHPidana yang mengatakan bahwa orang berdebat dengan emosi tinggi dapat dipenjarakan. Hal itu disampaikan oleh HPH terkait laporan polisi ES akan labrakan NM itu.

OK, bila itu tidak melanggar hukum, tetapi apakah itu pantas untuk dijadikan tontonan publik?

Anda tentu tidak lupa, bagaimana rapat mediasi dan klarifikasi antara Gubernur DKI Jakarta ketika itu, yakni BTP, dan DPRD DKI Jakarta yang difasilitasi oleh Kemendagri terkait RAPBD 2015 (5/3/2015) berakhir ricuh karena BTP bicara dengan suara keras sambil menunjuk-nunjuk.

Bagaimana tanggapan mereka yang ada di situ? Di tengah kegaduhan terdengar suara: "Ini Gubernur atau brandal?", "Ini Gubernur atau preman?" Sikap BTP kemudian mendapat sorotan dan kecaman.

NM tidak hanya bersuara keras, berteriak-teriak, dan menunjuk-nunjuk, tetapi ia juga berdiri dengan menopang pinggang, bahkan menarik kedua lengan bajunya menantang ES. Melaney Ricardo, co-host di acara tersebut, yang bermaksud menenangkan ditepis NM dengan kasar.

Untung saja ES tidak bersikap sama dengan perilaku NM. Padahal, menurut pengakuan ES, ia adalah karateka sabuk hitam DAN 2 (Nidan) yang memiliki sertifikat dari Jepang.

Mengapa saya bependapat bahwa adegan NM melabrak ES itu seyogianya tidak ditayangkan untuk menjadi konsumsi publik?

Hasil penelitian Journal of Media Studies menyebutkan, bahwa hanya 43% fans dari seorang artis yang sama sekali tidak mengadopsi gaya hidup artis tersebut. Selebihnya (57%) adalah pernah bahkan sering.

Gambar: journalmediastudies
Gambar: journalmediastudies
Demikian kuatnya pengaruh seorang selebriti memberi dampak kepada masyarakat membuat selebriti menjadi satu dari kelompok public figur yang lebih dipilih oleh industri perdagangan dan periklanan menjadi ikon iklan produk dagang atau jasa yang mereka jual.

Sebuah laporan bertajuk Celebrity Power and Its Influence on Global Consumer Behavior menuliskan, bahwa satu dari empat iklan di AS menampilkan selebriti dan Asia adalah benua yang paling besar menggunakan selebriti sebagai ikon iklan. Diperkirakan 70% iklan di Korea Selatan dan Jepang menampilkan selebriti.

Apalagi dengan berkembangnya bisnis online, akun medsos artis Indonesia umumnya tidak lepas dari iklan. Para artis dibayar untuk ikut memberikan dukungan terhadap produk jualan mereka, yang belakangan populer dengan istilah "endorse".

Bukti pengaruh selebriti terhadap masyarakat juga jelas dalam dunia politik. Mark Harvey, Direktur Program Pasca Sarjana dan Sarjana, Universitas Saint Mary Kansas, dalam bukunya Celebrity Influence Politics, Persuasion, and Issue-Based Advocacy menuliskan serangkaian analisis dan eksperimen psikologis yang menunjukkan bahwa selebriti memiliki kekuatan untuk membujuk dan memengaruhi opini publik.

Tidak heran, banyak partai menggandeng selebriti untuk maksud menuai suara. Dom Einhorn, Founder dan CEO XPO2, dalam artikel bisnis The Celebrity Power of Influence menulis, bahwa selebriti adalah dewa masa kini.

Kaum selebritas sanggup menciptakan trend mode busana dan rambut, dandanan, bahkan cara berjalan, cara berbicara, dan apa pun dari seorang selebriti memiliki kekuatan untuk diikuti oleh para fansnya.

Einhorn juga menulis: "Setiap kali mereka [selebriti] mem-posting pernyataan atau foto - tidak peduli seberapa tidak masuk akalnya itu - mereka pasti akan mendapatkan seribu like atau share." Dan, itu bisa dilihat pula pada akun IG NM.

NM memiliki akun IG dengan 6.9 juta pengikut. Sekali pun NM mengungkapkan kekesalannya dengan menyebutkan kata-kata makian, misalnya: anjing dan monyet, para pengikutnya memberi tanda suka dan memberikan dukungan setuju pada kolom komentar.

Artis senior Anwar Fuady pernah menegur NM, bahwa setiap artis wajib menjaga tata caranya, etikanya, bicaranya, tingkah lakunya, sopan santunnya, karena mereka panutan, oleh sebab itu para artis wajib menjaga posisi, kehormatan, dan menjaga etika.

Dan apa respons NM? "Ngurusin bacot gue.ngasih gue makan elo emang nya! ... Mendingan elo urus keluarga elo di sisa umur loe deh aki2 yang artis senior itu ..." Bahwa dia tidak narkoba, tidak merampok, tidak membunuh orang, dan bayar pajak, bagi NM itu sudah cukup.

Kekuatan selebriti memengaruhi pengikutnya dibuktikan oleh NM sendiri saat NM bermasalah dengan artis Tessa Mariska (TM). NM meminta dukungan followers-nya untuk memblokir akun IG TM. Tak lama kemudian, akun IG TM hilang.

NM membuat video khusus untuk berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang sudah membantunya me-report berjamaah akun TM yang disebutnya "Si Lonte Tua". 


Hal yang sebaiknya tidak dilakukan pun bisa dianggap dapat dilakukan oleh pengaruh seorang selebritis.

Oleh sebab itu, media seharusnya tidak meniadakan pertimbangan akan hal-hal apa saja yang dapat timbul sebagai akibat penayangan suatu konten, khususnya efek psikologis, yang bisa ikut memengaruhi cara berpikir dan berprilaku masyarakat hanya demi rating atau trending.

Bisa saja pihak televisi berdalih bahwa siapa yang tahu NM akan mengamuk seperti itu? Memang tidak ada yang tahu, tetapi Anda tahu mereka berseteru!

Ketika tamu yang diundang adalah dua pihak yang berseteru, maka pihak televisi harus memikirkan hal-hal apa saja yang bisa terjadi di atas panggung akibat perseteruan itu bila tayangan itu merupakan siaran langsung.

Namun, itu bukan siaran live, melainkan tayangan melalui tahap rekaman terlebih dahulu (recording), yang bisa diedit, yakni mana yang sebaiknya dipotong atau dibuang sehingga tidak tampil dalam tayangan saat dipublikasikan.

Walau begitu, entah live atau pun recording, sebaiknya NM dan ES dipertemukan lebih dahulu di belakang layar. Namun ini, NM dan ES justru baru dipertemukan di atas panggung. Tak ayal, emosi kemarahan NM keluar di situ tanpa memikirkan bahwa itu akan menjadi tontonan masyarakat.

Para orangtua, guru, pemuka agama, dan sebagainya terus berusaha agar kiranya anak bangsa ini jangan berucap, bersikap, dan berperilaku yang tidak memberi teladan baik bagi banyak orang, tetapi di sisi lain public figur dan tidak sedikit tayangan media seakan melumrahkan, menganggap biasa saja, bahkan membenarkan semua itu.

Salam. HEP.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun