Bagi Vikaris sendiri, jika hendak bepergian dengan melalui daerah sepi atau hutan kecil, sebaiknya minta ditemani oleh orang dewasa. Jangan abai bersosialisasi dengan masyarakat setempat. Bangunlah hubungan yang baik dengan siapa saja agar tidak menjadi asing bagi masyarakat.
Majelis Jemaat di mana seorang perempuan Vikaris bertugas di gerejanya sebaiknya menyiapkan orang-orang yang mendampingi Vikaris saat harus bepergian melalui daerah-daerah yang sepi apalagi rawan.
Lebih dari semua itu, "Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN." (Yesaya 55:8). Tidak semua calon Pendeta atau Vikaris mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Melinda. Jalan hidup setiap manusia berbeda.
Cara pulangnya memang mengenaskan, tetapi hidup Melinda Zidemi tidaklah mengenaskan. Ia pergi dalam keadaan sedang di masa pemberian dirinya menjadi hamba Tuhan. Percayalah, jika manusia tahu memberi apa yang baik bagi orang yang mengerjakan hal yang baik, apalagi Tuhan.
Turut berduka yang amat sangat, tetapi dengan pengharapan yang teguh kepada kepada Sang Pencipta, bahwa Melinda Zidemi telah damai bersama-Nya. Roh Kudus menguatkan dan menghibur keluarga dan jemaat yang ditinggalkan.
Selamat jalan, Vikaris Melinda. Sampai bertemu di sana.
Shalom. HEP.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H