(2) Dalam relasi interpersonal, "Saya Tahu, Anda Tahu" adalah sikap terbuka terhadap orang lain. Tidak menutup diri. "Saya Tahu, Anda Tahu" seperti dua orang yang saling membuka diri sehingga keduanya saling mengenal.
Papi memberi contoh dengan meminta saya membayangkan diri saya ada di suatu ruangan bersama seorang lainnya yang saya tidak kenal. Bagaimana "Saya Tahu, Anda Tahu" menjadi berlaku pada kondisi itu?Â
Harus ada yang memulai untuk menyapa. Dan, kata papi, kalau orang itu hanya diam saja, sayalah yang mulai menyapa dia. Mulai dengan memberi senyum kepadanya pertanda saya menghargai ia ada di situ.
Pertama, supaya dia tidak merasa sendirian. Kedua, untuk menciptakan "Saya Tahu, Anda Tahu". Dengan membuka diri, orang itu juga diharapkan akan membuka diri walau hanya sepatah dua kata, setidaknya, sudah tercipta komunikasi.
Menjadi saling tahu hanya mungkin bila saling membuka diri. Oleh sebab itu, pertemanan yang lebih terbuka meningkat menjadi persahabatan. Seorang sahabat lebih mengenal siapa sahabatnya daripada seorang teman biasa.
2. Saya Tidak Tahu, Anda Tahu
(1) Setiap manusia punya tidak tahu atau tidak semua hal diketahui oleh manusia. Ini penting untuk diinsafi oleh manusia secara intrapersonal. Bahwa, sepintar-pintarnya seseorang, ia punya tidak tahu, sebab manusia bukan makhluk mahatahu. Hanya satu Pribadi yang Mahatahu, yakni Tuhan Yang Mahaesa.
Namun sayang, kepintaran pada satu bidang ilmu saja acap membuat manusia menganggap dirinya telah mahatahu, apalagi bila telah menguasai beberapa bidang ilmu, manusia bisa menjadi sangat meninggikan dirinya dari orang lain.
"Saya Tidak Tahu, Anda Tahu" dipakai papi mengajarkan kepada saya untuk mengakui adanya kekurangan diri saya dan adanya kelebihan diri orang lain. Tidak boleh menganggap diri tahu segalanya. Harus mengakui pengetahuan orang lain. Harus mengakui kelebihan dan kemampuan orang lain.
Menyadari dan mengakui, bahwa ada yang tidak kita tahu yang diketahui orang lain akan mendidik hati kita untuk tidak menjadi orang yang bermegah diri.