Saya hanya sedang membayangkan bila Paslon 02 Pilpres 2019, Prabowo-Sandi, menang. Orang-orang di kubu Paslon ini kasat mata ingin dispesialkan.Â
Pertama.
Pada hari Minggu, 03 Februari 2019, viral video yang menayangkan bagaimana aktivis komunitas Tionghoa, Lieus Sungkharisma, marah-marah. Pasalnya, Lieus dan budayawan Jaya Suprana tidak diijinkan masuk menjenguk Ahmad Dhani di Rutan Cipinang Jakarta Timur.
Dengan dasar surat ijin kunjungan dari Kejaksaan Jakarta Selatan, Lieus marah karena ia tetap tidak diijinkan untuk berkunjung.
Surat ijin kunjungan dari Kejaksaan tidak meniadakan aturan yang berlaku di Rutan. Semua pengunjung, siapa pun itu, harus menaati aturan waktu kunjungan yang berlaku hanya dari Senin s/d Jumat. Sementara, Lieus datang di hari Minggu pukul 10.00 WIB.Â
Saat telewicara dengan presenter TV One perihal ini, Lieus mengatakan, bahwa mental Kalapas harus diubah. Mungkin yang dimaksudkan adalah Karutan, Oga Darmawan.
Gimana, ya. Siapa pun bisa melihat bagaimana perilaku Lieus yang berteriak-teriak seperti itu, tetapi dia mempersoalkan mental orang lain, bahwa mental Kalapas harus diubah yang, menurutnya, tidak melayani masyarakat.Â
Padahal tampak jelas para petugas Rutan secara sopan melayani Lieus walau Lieus tetap berteriak-teriak di depan mereka. Namun, malah Kalapas yang, katanya, mentalnya harus diubah.Â
Mempertanyakan mental Kalapas membuat pertanyaan yang sama juga bisa diajukan kepada Lieus: mental Bapak sendiri bagaimana? Apakah harus dengan marah sambil teriak-teriak seperti itu?
Sebab, bukan Ahmad Dhani saja sedang berada di dalam penjara. Banyak sahabat dan keluarga dari mereka yang juga sedang mendekam di Rutan sama berharap dapat berkunjung pada hari Sabtu dan Minggu, tetapi mereka bisa menahan diri menanti hari Senin s/d Jumat.