Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Percaya Harapan dan Cinta

2 Februari 2019   17:43 Diperbarui: 3 Februari 2019   00:06 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TitiekSandhora&MuchsinAlatas2018|IG@muchsintitiek_official

Di mana pun saya membaca atau mendengar kesatuan kata "percaya, harapan, dan cinta", saya pasti langsung teringat akan lagu Percaya Harapan dan Cinta yang dinyanyikan oleh Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas. Lagu yang syairnya ditulis oleh E. Hassan ini dirilis pertama kali di tahun 1980.


Lirik Percaya Harapan dan Cinta:

  • Percaya, harapan, dan cinta. Rangkaian yang indah. Percaya, harapan, dan cinta menjadi satu.
  • [*] Percaya, harapan, dan cinta untuk semua. Percaya, harapan, dan cinta untuk kita pula.
  • [**] Saat pertemuan jangan kau abaikan. Buatlah kenangan manis dan berkesan.
  • Pabila kepedihan menggoda di hatimu. Cobalah kau berjalan hirup udara nyaman.
  • Hindarkan kepiluan. Tersenyumlah untukku. Semuanya pastilah seg'ra berlalu.
  • La la la la la ... [Jangan menambah pedih dengan khayalanmu. Ingatlah, mentari s'lalu 'kan bersinar lagi]
  • [*, **]

Saya suka dengan diksi yang menyatu ini, yakni "percaya", "harapan", "dan cinta". Menarik! Sebab, posisi kata 'cinta' diletakkan di belakang, yakni sesudah kata 'percaya' dan 'harapan'.

Entah apa persisnya pandangan E. Hassan, penyair lagu ini, hingga ia menaruh kata cinta di belakang kedua kata itu. Setidaknya, saya sependapat, bahwa dua hal itu, yakni percaya dan harapan, mendahului cinta manusia.

Tidak mungkin mencintai seseorang dengan sesungguhnya bila tidak percaya kepadanya. Rasa percaya timbul karena 'tahu' siapa dia, yakni mengenal dia, sudah mengalami kebersamaan dengan dia, serta sudah mengerti siapa dia dan bagaimana dia. Dari 'tahu' itu timbul keyakinan akan dia.

Saya tidak sependapat dengan pernyataan tentang adanya "cinta pada pandangan pertama". Menurut saya, itu hanya kerancuan memahami perasaan yang timbul pada saat itu. Yang ada ketika itu adalah rasa suka bukan langsung adalah cinta itu sendiri.

Setelah percaya karena mengenal, menjalani kebersamaan, mengerti, dan memahami akan dia, maka barulah ada 'harapan' di situ.

Pertama. Harapan yang diberikan oleh dia, baik dengan kata-kata maupun dalam keber-ada-an (kehadiran) dan perbuatan atau tindakan.

Kedua. Harapan yang ditaruh kepadanya. Rasa percaya menimbulkan harapan. Harapan akan apa yang disukai dan yang dipercaya ada dimiliki oleh dia membuat seseorang menaruh harap kepadanya.

Akan tetapi, tanpa dia memberikan harapan, harapan itu bisa timbul sepihak. Oleh sebab itu, ada yang namanya "cinta bertepuk sebelah tangan". Sebenarnya, bukan cinta yang bertepuk sebelah tangan, melainkan harapan yang bertepuk sebelah tangan sehingga tak ada cinta darinya.

Dengan demikian, cinta itu akan bertaut ketika kedua belah pihak memiliki rasa percaya dan sama-sama memberi harapan.

Rasa percaya adalah elemen dasar dari apa yang namanya 'cinta'. Ketika rasa percaya itu memudar apalagi sirna, maka hati tak lagi sejahtera. Kegoyahan cinta pun terjadi. Rasa kurang percaya yang telah menukik menjadi tidak percaya mendatangkan banyak persoalan.

Dan, harapan tidak boleh kosong. Harapan adalah eksistensi rasa percaya akan suatu kepastian. Dua orang yang saling mencintai bukan saja harus tetap menjaga rasa percaya tetapi juga harus tetap saling memberi harapan bahwa rasa percaya itu takkan menjadi sia-sia. 

***

gambar:kasetlalu
gambar:kasetlalu
Titiek Sandhora yang bernama lahir Oemijati dan suaminya, Muchsin Alatas, adalah penyanyi yang mulai berkarir di era tahun 1960-an.

Penyanyi-penyanyi Indonesia di era itu dan sebelumnya, tepatnya era tahun 1945 sampai 1970-an, memang merakyat oleh peran media radio. Sebab, satu-satunya media publikasi audio saat itu adalah Radio Republik Indonesia (RRI), yang pertama kali didirikan pada 11 September 1945.

Sedangkan, media televisi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1955. Siaran televisi pertama (percobaan) adalah liputan langsung perayaan HUT ke-17 kemerdekaan RI, 17 Agustus 1962. Satu minggu kemudian, 24 Agustus 1962, Televisi Republik Indonesia (TVRI) resmi ditetapkan sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia.

Popularitas sebuah lagu dan artisnya nyaris menyentuh seluruh lapisan masyarakat oleh publikasi RRI karena pada masa itu rakyat pada umumnya baru memiliki radio daripada televisi.

***

Oya, kebetulan bicara tentang itu. Tidakkah Anda bertanya, bagaimana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dimaklumatkan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 pukul 11.30 WIB bisa diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia dan dunia, sementara RRI baru berdiri sebulan sesudah itu?

Atas jasa seorang wartawan bernama Syahruddin, teks Naskah Proklamasi itu sampai di tangan Waidan B. Palenewen, Kepala Bagian Radio Kantor Berita Domei (sek. Kantor Berita Antara) milik pemerintah Nippon (sebutan untuk Jepang saat itu).

Waidan memerintahkan F. Wuz, markonis Radio Domei, untuk menyiarkan berita proklamasi itu pukul 16.00 WIB pada hari itu juga dan tiga kali setiap harinya.

Dari situ berita proklamasi kemerdekaan RI tersebar luas. Satu hari sesudah itu, sebuah kantor berita Amerika di San Fransisco memberitakan kemerdekaan sebuah negara baru di Asia Tenggara, yakni Indonesia, diikuti oleh kantor berita negara-negara lainnya.

Perlu dicatat, bahwa yang tersebar luas saat itu adalah berita teks Naskah Proklamasi. Sedangkan, suara asli Presiden Soekarno direkam kemudian pada tahun 1951 di studio RRI atas prakarsa salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Sebab, pada saat Soekarno membacakan teks Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945, tidak ada seorang pun merekam suara Soekarno apalagi merekam video. Yang ada hanya dokumentasi foto.

*** 

Demikian sedikit tentang percaya, harapan, dan cinta sebagai pelengkap artikel Sabtu Nostalgia dengan lagu Percaya Harapan dan Cinta milik Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas.

Selamat bernostalgia dan selamat bermalam Minggu. 

Salam. HEP.-

Sumber: 1 | 2 | 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun