Rasa percaya adalah elemen dasar dari apa yang namanya 'cinta'. Ketika rasa percaya itu memudar apalagi sirna, maka hati tak lagi sejahtera. Kegoyahan cinta pun terjadi. Rasa kurang percaya yang telah menukik menjadi tidak percaya mendatangkan banyak persoalan.
Dan, harapan tidak boleh kosong. Harapan adalah eksistensi rasa percaya akan suatu kepastian. Dua orang yang saling mencintai bukan saja harus tetap menjaga rasa percaya tetapi juga harus tetap saling memberi harapan bahwa rasa percaya itu takkan menjadi sia-sia.Â
***
Penyanyi-penyanyi Indonesia di era itu dan sebelumnya, tepatnya era tahun 1945 sampai 1970-an, memang merakyat oleh peran media radio. Sebab, satu-satunya media publikasi audio saat itu adalah Radio Republik Indonesia (RRI), yang pertama kali didirikan pada 11 September 1945.
Sedangkan, media televisi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1955. Siaran televisi pertama (percobaan) adalah liputan langsung perayaan HUT ke-17 kemerdekaan RI, 17 Agustus 1962. Satu minggu kemudian, 24 Agustus 1962, Televisi Republik Indonesia (TVRI) resmi ditetapkan sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia.
Popularitas sebuah lagu dan artisnya nyaris menyentuh seluruh lapisan masyarakat oleh publikasi RRI karena pada masa itu rakyat pada umumnya baru memiliki radio daripada televisi.
***
Oya, kebetulan bicara tentang itu. Tidakkah Anda bertanya, bagaimana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dimaklumatkan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 pukul 11.30 WIB bisa diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia dan dunia, sementara RRI baru berdiri sebulan sesudah itu?
Atas jasa seorang wartawan bernama Syahruddin, teks Naskah Proklamasi itu sampai di tangan Waidan B. Palenewen, Kepala Bagian Radio Kantor Berita Domei (sek. Kantor Berita Antara) milik pemerintah Nippon (sebutan untuk Jepang saat itu).
Waidan memerintahkan F. Wuz, markonis Radio Domei, untuk menyiarkan berita proklamasi itu pukul 16.00 WIB pada hari itu juga dan tiga kali setiap harinya.