National Hugging Day atau Hari Pelukan Nasional, 21 Januari, dimulai pada 21 Januari 1986 di Caro, Michigan, Amerika Serikat, dan selanjutnya menyebar ke Canada, Australia, Inggris, Jerman, Swedia, Bulgaria, Polandia, Afrika Selatan, Rusia, dan lainnya.
Hari Pelukan Nasional ini pertama kali dipublikasikan oleh Chase's Calendar of Events, yakni publikasi tahunan Amerika tentang acara khusus, liburan, perayaan, peringatan bersejarah, tradisi perayaan, dan lainnya. Walau tidak populer di Indonesia, Hari Pelukan ini telah diakui secara internasional.
Hari Peluk atau Hari Pelukan ini digagas oleh spesialis perawatan anak nakal di Boysville, Mounth Morris, Michigan, yakni Kevin Zaborney. Zaborney memikirkan gagasan itu pada saat ia belajar Psikologi di Universitas Michigan.
Menurut Dacher Keltner, profesor Psikologi Universitas California, bahwa pelukan adalah sentuhan manusia yang sederhana yang dapat mengidentifikasikan cinta. Pelukan membuat seseorang tahu, bahwa Anda peduli tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun!
Hari Pelukan juga dimaksudkan untuk mendorong setiap orang bersyukur atas pemberian Tuhan, yakni ayah, ibu, anak, kakak, adik, suami, istri, opa, oma, teman, sahabat, dan lainnya.
Terkadang Hari Pelukan juga dijadikan momen untuk menyatukan perbedaan dari isu rasisme tanpa penghakiman dan keraguan.
- Ketika memeluk seseorang, tubuh melepaskan oksitosin, yakni hormon yang terkait dengan "kebahagiaan". Pelukan menimbulkan rasa bahagia.
- Pelukan mengurangi kecemasan, ketakutan, stres. Ketika tubuh melepaskan oksitosin, pada saat yang sama itu menurunkan kadar kortisol atau "stres".
- Pelukan membantu membangun sistem kekebalan tubuh yang baik. Pelukan merangsang kelenjar timus, yang pada gilirannya mengatur produksi sel darah putih yang membuat tubuh tetap sehat dan bebas penyakit atau mengurangi kemungkinan jatuh sakit.
- Orang yang sakit dan menerima pelukan akan memiliki gejala yang lebih ringan dan lebih cepat sembuh.
- Menyehatkan jantung. Pelukan yang baik membantu memperlancar aliran darah dan menurunkan kadar kortisol, yang pada gilirannya menurunkan detak jantung yang tinggi. Sebaliknya orang dewasa yang jarang bersentuhan (berpegangan tangan atau berpelukan) mudah memiliki penyakit tekanan darah dan detak jantung yang tinggi.
- Menjadi pasangan yang bahagia. Pasangan yang saling berpelukan, masing-masing, akan memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi yang memberi rasa bahagia.
Membaca manfaat berpelukan, maka tentulah tidak harus menunggu satu tahun sekali untuk berpelukan. Seyogianya, tiada hari tanpa pelukan hangat kepada orangtua, anak, saudara, suami, istri, dan orang-orang terdekat di hati.
Pelukan yang positif memberikan efek positif bagi kesehatan fisik maupun psikis manusia.
Nah, seperti kata Teletubbies: "Saatnya berpelukan!"