Pembaca surat kabar New York World edisi ke-21, Minggu 21 Desember 1913, dikejutkan dengan kehadiran gambar kotak-kotak putih berdempetan membentuk belah ketupat atau serupa bentuk berlian dengan bagian tengahnya kosong atau berlubang. Pada sebagian besar kotak itu terdapat angka-angka berurutan.
Lalu, siapakah perancang TTS itu? Namanya, Arthur Wynne (1871-1945). Jurnalis kelahiran Liverpool, Inggris, ini dikenal sebagai penemu TTS. Wayne menyebut permainan ini dengan Word-Cross Puzzle, kemudian menjadi Word-Cross.
TTS ternyata bukan sekadar permainan. Beragam penelitian menyampaikan, bahwa mengisi TTS memiliki banyak manfaat, antara lain:Â
- menyegarkan otak,
- melatih otak untuk terus berpikir; menganalisis,
- menguji daya ingat; mempertajam ingatan; mencegah pikun,
- mengurangi resiko kerusakan jaringan otak (alzheimer),
- memiliki perhatian; penalaran; ingatan yang lebih baik,
- melatih kecerdasan emosi, dan
- usia otak menjadi 10 tahun lebih muda dari usia biologis.
Eka Susilaningsih juga menyampaikan hasil penelitiannya, bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (77.62%), yakni kelas dengan penerapan TTS kepada siswa, lebih tinggi daripada kelas tanpa penerapan TTS (66.26%). Demikian juga ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen (84.37%) lebih tinggi daripada kelas tanpa penerapan TTS (43.75%).
Tak heran, seperti Catur, TTS disebut permainan asah otak. TTS Pilihan Kompas menyebut ini "Antipikun & Antistres".
Sampai-sampai, saya pun harus mengalah berebutan dengan mereka ini!
Sumber: 1 | 2 | 3 | 4 | TTS Pilihan Kompas