Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Oknum "Hipermetropia"

30 Desember 2018   12:09 Diperbarui: 9 Februari 2019   06:56 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan sehari-hari pun demikian. Tidak sedikit kita bertemu dengan manusia "rabun dekat". Oknum-oknum jenis ini sangat suka membicarakan orang lain, anak orang lain, rumah tangga orang lain, atau lainnya. Lalu, bagaimana dengan diri sendiri, anak sendiri, rumah tangga sendiri, dan lainnya?

Sepertinya kita perlu bercermin dari kalimat Oscar Wilde ini:

"I don't want to go to heaven. None of my friends are there."

"Saya tidak ingin ke surga. Tidak ada teman-teman saya di sana." 

Lebih baik menyadari diri adalah orang berdosa daripada menganggap diri orang benar. Menyadari diri punya kekurangan, kelemahan, dan kesalahan akan melatih kita menjadi pribadi yang rendah hati dan berhati-hati dalam menilai orang lain.

Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengajak kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahaesa. Negara ini sudah 73 tahun tetap berdiri tegak dengan fakta tak terkiranya kekurangan, kelemahan, bahkan kegagalan! Lagipula, kita bukan baru miskin hari ini. Kita sudah memiliki kemiskinan ini dari awal negara ini berdiri! Punahkah negara ini?

Terbukti sampai detik ini NKRI tetap berdiri sebagai negara yang tak kalah berdaya saing dengan negara-negara lain di dunia oleh karena Tuhan Yang Mahaesa menolong manusia-manusia di dalamnya dengan bersatu padu membangun negara ini perlahan namun pasti dalam kebinekaan!

Sudah 73 tahun usia negara ini dengan bukan Prabowo dan Sandiaga Uno sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Lalu, misalnya, bila Prabowo dan Sandiaga Uno tidak terpilih apakah negara ini akan punah? Mengapa tidak punah dari kemarin? Mengapa baru akan punah jikalau bukan mereka Presiden dan Wapres? Atau, siapa sebenarnya yang akan memunahkan negara ini?

Menutup tulisan ini, mari simak "Kejujuran" Iga Mawarni ini:

Mengapakah di hati kita masih saja s'lalu ada dusta yang selalu kita lakukan dengan sadar dan tanpa ada rasa sesal.

[*] Apalagi kalau ada benci, rasa iri hati dan dengki. Tanpa kau lihat siapakah dirimu. Bersihkan pula hatimu. 

[Refrein] Marilah dengan jujur kita mengakui kelemahan dan kesalahan diri. Bersihkan jiwa dari noda dan goda. Nyatakan rasa sesal di hati.

Walau Tuhan Maha Pengasih, janganlah kita penuhi kepalsuan dalam dunia ini, keserakahan nafsu duniawi. [Refrein, *]

#RefleksiAkhirTahun2018.

Salam. HEP.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun