Bila tidak punya kedewasaan beragama dan tidak mengerti apa itu keselamatan dari Allah dan tidak mendalami apa itu kasih, pastilah Prof. Lucky tidak akan lagi mengakui Angie sebagai anaknya, sebagaimana banyak dialami oleh anak-anak Kristen yang memutuskan untuk mualaf. Tapi Prof. Lucky adalah ayah yang luar biasa! Itulah kedewasaan beragama.
Tempat pemisahan itu nanti bila dunia ini berakhir. Di sana baru ada surga dan neraka. Di sini tempat kasih itu dikerjakan. Kasih itu di atas segalanya. Kasih itu melintasi segala batas perbedaan yang ada di dunia ini, termasuk perbedaan agama.Â
Jadi, andai BTP masuk Islam, maka mari menghormati apa yang BTP putuskan untuk dirinya sendiri. Sebab, baru saja kabar angin, para deterjen medsos sudah ramai mengomentari. Bisa dibayangkan bila itu benar-benar terjadi. Kolom-kolom komentar akan berhiaskan lagi kata-kata seperti kepada Angie.
Hal-hal seperti ini sudah harus dihentikan. Agama itu sifatnya sangat-sangat pribadi. Allah Pencipta menciptakan hati pada diri manusia dengan memberi kehendak.
Di situ ada pilihan: ya atau tidak. Dengan diberitahu bahwa ini ada dua jalan, lebar dan sempit. Yang lebar ujungnya ke mana, yang sempit ke mana. Selanjutnya, silakan pilih.Â
Andai BTP benar-benar memutuskan menjadi Mualaf, maka cegah diri dari menghujat. Jangan membuat dosa bagi diri sendiri. Hormati keputusan itu dengan tetap menghargai Beliau dan tetap pula mendoakan.Â
Beredarnya kabar bahwa  BTP akan masuk Islam dikarenakan akan menikah dengan seorang wanita Muslim sudah dibantah oleh pengacara sekaligus adik kandung BTP, Fifi Lety Indria:
Salam. HEP.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H