Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebih Baik Dipenjarakan di Dunia daripada di Akhirat

28 Juli 2018   18:45 Diperbarui: 25 Januari 2019   04:03 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharusnya, jangan mengurangi penderitaan itu sedikitpun agar tidak ada lagi yang tersisa saat penjara itu sudah boleh ditinggalkan. Tidak ada lagi penderitaan akibat kejahatan itu yang harus dibawa masuk ke dalam kebebasan hidup yang baru. 

Sebab, seluruh penderitaan hukuman telah rendah hati dikecap dengan tanpa meringankan diri, tanpa menyamankan diri, tanpa melanjutkan apalagi menambah kejahatan yang baru di situ. Hukuman itu selesai di situ. Tidak ada lagi yang dibawa ke pengadilan Allah.

Berbahagialah mereka yang saat ini dipenjarakan karena perbuatannya, karena mereka sudah mendapat bagiannya. Itu tidak akan dibawa lagi ke sana, karena itu sudah selesai di sini.

Lebih baik kita dihukum atas perbuatan kita selagi kita masih di dunia, sebab di dunia masih ada kesempatan untuk bertobat. Namun, bila kita menundanya untuk akhirat, maka menangis pun kelak tak ada gunanya lagi.

Bukan tidak ada orang yang seharusnya dipenjarakan namun tidak dipenjarakan. Mereka berpikir mereka aman. Padahal mereka hanya membawa dirinya kepada keadilan Allah. Mereka bukan bebas dari perbuatan mereka, mereka hanya memundurkan penjara itu untuk akhiratnya. 

Orang kaya tidak dapat membeli keadilan Allah dengan uangnya. Orang pintar tidak dapat mengelabui keadilan Allah dengan kecerdasannya. Penguasa tidak dapat menguasai keadilan Allah dengan kekuasaannya. Percayalah!

Salam. HEP.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun