Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puasa Bicara

13 Juli 2018   17:15 Diperbarui: 24 Januari 2019   16:30 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi ketika menjadi seorang pemimpin. Secara struktural seorang yang menjabat sebagai pemimpin mendapat posisi lebih tinggi dari yang dipimpinnya. Kehendak untuk lebih didengar daripada mendengar seringkali mengambil tempatnya di sini.

Saat pemilihan, membutuhkan suara yang dipimpin untuk bisa terpilih jadi pemimpin, ketika sudah jadi pemimpin berbalik menjadi suaranya harus didengar. 

Lebih mendengar daripada bicara adalah wujud karakter kasih seorang beriman, sebab di dalamnya ada penghargaan terhadap orang lain.

Mulut hanya satu, tapi telinga ada dua, dan itu pun letaknya menghadap ke kiri dan ke kanan. Artinya, mendengar harus lebih banyak dari bicara. Itu pun harus dari dua sisi, bukan hanya dari satu pihak. 

Artikel ini melengkapi artikel sebelumnya tentang Prosedur Bicara, bahwa TELINGA-MATA-OTAK LEBIH TINGGI DARI MULUT. Mata letaknya lebih tinggi dari telinga. Otak lebih tinggi lagi dari mata dan telinga. Dan, telinga-mata-otak lebih tinggi dari mulut. 

Mata harus melihat apa yang didengar telinga, otak harus mencerna itu terlebih dahulu, barulah mulut bicara. Jadi, dengar, lihat dan pikir terlebih dahulu SEBELUM BICARA.

"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya." (Ams 18:3).

Selamat berpuasa bicara.

Salam. HEP.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun