Apalagi ketika menjadi seorang pemimpin. Secara struktural seorang yang menjabat sebagai pemimpin mendapat posisi lebih tinggi dari yang dipimpinnya. Kehendak untuk lebih didengar daripada mendengar seringkali mengambil tempatnya di sini.
Saat pemilihan, membutuhkan suara yang dipimpin untuk bisa terpilih jadi pemimpin, ketika sudah jadi pemimpin berbalik menjadi suaranya harus didengar.Â
Lebih mendengar daripada bicara adalah wujud karakter kasih seorang beriman, sebab di dalamnya ada penghargaan terhadap orang lain.
Mulut hanya satu, tapi telinga ada dua, dan itu pun letaknya menghadap ke kiri dan ke kanan. Artinya, mendengar harus lebih banyak dari bicara. Itu pun harus dari dua sisi, bukan hanya dari satu pihak.Â
Artikel ini melengkapi artikel sebelumnya tentang Prosedur Bicara, bahwa TELINGA-MATA-OTAK LEBIH TINGGI DARI MULUT. Mata letaknya lebih tinggi dari telinga. Otak lebih tinggi lagi dari mata dan telinga. Dan, telinga-mata-otak lebih tinggi dari mulut.Â
Mata harus melihat apa yang didengar telinga, otak harus mencerna itu terlebih dahulu, barulah mulut bicara. Jadi, dengar, lihat dan pikir terlebih dahulu SEBELUM BICARA.
"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya." (Ams 18:3).
Selamat berpuasa bicara.
Salam. HEP.-