Kendala berikutnya adalah bagi sekolah yang kurang dapat meng-asses profil peserta didik serta kemampuan setiap peserta didik, misalnya belum adanya pemetaan bakat dan minat, tentu saja belum dapat memberikan dukungan yang optimal bagi peserta didik dalam pemilihan mata pelajaran. Kemudian tentu saja bagi siswa yang hendak merubah pemilihan mata pelajaran, dimana dulu pemilihan dilakukan untuk kelas 3 SMA dimana pemikiran siswa dianggap sudah cukup matang, sedangkan pada Kurikulum Merdeka dipercepat 1 tahun yakni pemilihan dilakukan oleh siswa kelas 1 SMA untuk kelas 2 SMA nantinya.
Namun demikian menurut Penulis sebagai orang tua yang membimbing peserta didik dalam menjalani Kurikulum Merdeka, bahwa apa pun kurikulumnya, sekolah perlu menjadi tempat agar peserta didik semakin bersemangat dalam menggali pengetahuan mereka melalui bimbingan dan arahan dari para Guru, dan sepertinya Kurikulum Merdeka sangat mendukung hal ini.
Demikian ulasan penulis dalam memberikan sedikit pencerahan tentang Kurikulum Merdeka, semoga bermanfaat…..
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H