Yakin Mengganti Beras?
Mengganti beras atau nasi dengan produk pangan lain, dalam arti berhenti mengkonsumsi nasi atau beras, dan mulai mengkonsumsi jenis pangan lain merupakan upaya yang tidak perlu dilakukan. Tentu saja karena jenis pangan apa pun itu, suatu saat pasti akan ada titik kelangkaan saat permintaan (demand) melonjak dan kapasitas produksi tidak mampu mengimbanginya. Dalam kebijakan ketahanan pangan, istilah yang digunakan adalah Penganekaragaman Pangan, bukan penggantian suatu jenis pangan yang ada karena suatu alasan ataupun suatu situasi seperti peristiwa kelangkaan beras. Penganekaragaman Pangan sendiri adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Dalam Perarturan Pemerintah tentang Ketahanan Pangan, untuk mendukung terciptanya Ketahanan Pangan, selain berbagai inovasi pada lini produksi dan distribusi pangan, terdapat juga yang namanya Cadangan Pangan mulai dari Tingkat Desa hingga Pusat. Cadangan Pangan ini berfungsi untuk mengantisipasi kekurangan pangan, kelebihan pangan, gejolak harga, atau pun terjadinya keadaan darurat.
Penganekaragaman Pangan
Ya, penganekaragaman pangan-lah yang dianjurkan. Selain tertuang dalam Peraturan Pemerintah tentang Ketahanan Pangan, upaya dan kebijakan Penganekaragaman Pangan juga tertuang dalam Peraturan Presiden tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, yang tujuan utamanya adalah untuk keseimbangan gizi untuk mendukung hidup yang sehat, aktif, dan produktif, serta tujuan lainnya adalah dapat mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis pangan. Namun pangan disini tidak terbatas pada karbohidrat saja, tapi termasuk sumber karbohidrat non beras dan non terigu, pangan, sumber protein, nabati dan hewani, serat, vitamin dan mineral.
Demikian sedikit analisa mengenai pengganti beras, berdasarkan pengalaman menangani pengembangan dan pengelolaan irigasi di Indonesia, semoga bermanfaat…..
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H