Sekitar 30 tahun yang lalu, belum terdengar anjuran untuk menyikat lidah. Dulu malah sering terdengar agar jangan menyikat lidah. Hingga saat kini pun, anjuran yang terbilang cukup 'otentik' utuk menyikat lidah masih langka. Hal ini membuat kita sering bertanya-tanya apakah perlu menyikat lidah, atau sebagian dari kita memilih untuk mengabaikannya. Menyikat gigi saja sering lupa, apalagi menyikat lidah. Apa tidak tambah lama dan buang-buang waktu saja, atau seringkali malah terjadi iritasi saat menyikat atau menggosok lidah. Namun, apakah menyikat lidah itu perlu? Ataukah malah dilarang? Dilakukan secara rutin atau dalam keadaan tertentu saja? Apa pengaruhnya bagi kesehatan?
Memang banyak ditemukan anjuran untuk menyikat lidah. Tujuan menggosok lidah, seperti yang disampaikan dalam beberapa artikel, adalah membantu nafas tetap segar atau segar lebih lama, serta membantu menjaga kebersihan gigi, yang secara spesifik tujuan tersebut masih belum memuaskan. "Nafas segar" sendiri tidak ada ukuran atau satuan ukurnya. Seberapa lama kesegaran nafas pun tidak memiliki indikator yang teruji. "Membersihkan bakteri pada lidah" sering juga dituliskan menjadi tujuan dari menyikat lidah. Namun hal ini membuat kita kembali bertanya, apakah bakteri tersebut berguna dalam proses metabolisme, serta berapa kuantitas dari bakteri yang 'boleh' dibersihkan/dihilangkan.
Lidah, dijelaskan National Library of Medicine, merupakan sekumpulan otot yang dapat digerakkan dengan baik ke segala arah. Selain bergerak ke segala arah, lidah dapat juga berkontraksi, memperpanjang, membulat, menekuk, membentuk cerukan, bahkan berpindah posisi. Otot lidah disuplai dengan darah dan memiliki banyak saraf. Otot ini dilapisi jaringan ikat yang tebal yang luarnya berupa lapisan mukus khusus yang membentuk permukaan lidah. Lapisan mukus pada permukaan lidah ini mampu menyerap beberapa zat untuk masuk ke dalam aliran darah dengan cepat, misalnya obat-obatan tertentu berupa tablet maupun cairan yang tidak ditelan namun diletakkan di bawah lidah untuk diserap dengan cepat, tanpa melalui pencernaan di perut.Â
Lidah sendiri memiliki setidaknya 8 fungsi. Pertama tentu saja merasakan rasa makanan atau minuman yang masuk ke mulut kita melalui reseptor pada membran mukus. Fungsi merasakan ini merupakan proses survival manusia dalam membedakan makanan beracun/rusak atau tidak. Stimulus dari 'rasa' ini juga memicu produksi asam lambung dan air ludah sendiri. Lidah juga memiliki peran vital dalam masa menyusui pada bayi, dimana gerakan lidah ke belakang dalam keadaan mulut tertutup menimbulkan efek menghisap saat bayi menyusui. Lidah bersama dengan pipi secara terus menerus memindahkan makanan dari satu gigi ke gigi lainnya saat proses mengunyah. Lidah juga berfungsi menekan gumpalan makanan halus ke langit-langit mulut sebelum ditelan, dimana pergerakan lidah ini memicu kelenjar ludah untuk mensekresikan air ludah. Kemudian, ujung lidah yang sangat sensitif memiliki fungsi memeriksa karakteristik mekanik dari makanan, sehingga dapat mendeteksi butiran batu kecil, serpihan tulang, dan tulang ikan akan terasa begitu besar daripada ukuran aslinya karena tingkat sensitivitas yang tinggi dari ujung lidah ini. Ujung lidah juga bertugas mencari sisa makanan yang tertinggal pada mulut untuk dicerna lebih lanjut. Kemampuan bergerak dari lidah digunakan manusia untuk berbicara, bersama-sama dengan bibir dan gigi, sehingga suara dari tenggorokan diubah menjadi bahasa yang dapat dimengerti. Terakhir, sebagai pertahanan tubuh, sel pada lidah yang disebut tonsilla lingualis atau lingua tonsil yang terdapat pada lidah bagian belakang merupakan sel pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk dari mulut.
Nah, lalu apa ada dampak negatif dari menyikat lidah? Dilansir dari artikel UCLA Health Sciences Media Relations, bahwa mikroorganisme pada mulut memiliki peran dalam kesehatan tubuh secara sistemik. Peneliti berusaha mencari tahu peran dan pengaruh dari sekitar 700 spesies unik di mulut terhadap kesehatan. Salah satunya adalah dalam pengendalian tekanan darah dengan zat nitrogen oksida. Molekul nitrogen oksida (nitric oxide) yang berperan sebagai vasodilator yang menjaga pembuluh darah tetap relaksasi dan fleksibel yang akan menurunkan tekanan pada pembuluh darah. Beberapa penelitian menunjukkan mikroba-mikroba tertentu yang hidup pada lidah bagian belakang mengkonversi nutrisi makanan (plant-based) menjadi nitrat, yang selanjutnya menjadi nitrogen oksida. Nutrisi yang dikonversi bakteri pada lidah ini disebut dietary nitrate, yang banyak ditemukan pada bayam, sawi, phakcoi, wortel, dan bit. Disarankan bahwa menggosok atau menyikat lidah akan menurunkan jumlah dan jenis mikroba dalam mulut, sehingga dapat menurunkan bahkan menghilangkan sumber nitrogen oksida, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Penelitian pada University of Texas menemukan kenaikan tekanan darah pada sukarelawan yang menggunakan antiseptic mouthwash dua kali sehari. Saat penggunaan mouthwash dihentikan, seminggu kemudian tekanan darah mereka kembali menjadi normal. Namun hasil pengujian ini masih bersifat teoritis.Â
Selain itu, dikutip dari CNN Indonesia, bahwa sebuah studi di Archives of Oral Biology pada tahun 2017 menemukan bahwa menyikat lidah secara berlebihan dapat menurunkan jumlah papila serta kemampuan indera perasa di lidah. Membersihkan lidah juga tidak dianjurkan menggunakan sikat gigi, seperti yang ditulis pada artikel hellosehat. Sikat gigi akan menekan bakteri pada permukaan lidah semakin masuk ke dalam lidah yang akan menimbuklan gangguan kesehatan mulut. Menyikat lidah dengan sikat gigi biasa juga akan menyebabkan muntah secara tiba-tiba karena rangsangan bakteri pada rongga mulut.
Nah bagi anda yang memiliki tekanan darah tinggi, semoga artikel ini bermanfaat.....
Salam sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H