Pangan, yang juga merupakan sumber energi utama bagi manusia untuk beraktivitas maupun untuk tumbuh, membutuhkan air dalam produksinya. Keberlanjutan suplai air untuk produksi pangan sebagai sumber energi ini juga masih mengalami kendala, dimana sering terlupakan bahwa dalam siklus hidrologi global, lebih dari 90% dari volume air tawar merupakan air tanah. Hingga saat ini belum diketahui jumlah aliran air hujan ke dalam tanah yang menjadi air tanah di Indonesia, dimana air tanah menjadi sumber mata air bagi setiap sungai perenial (sungai yang terus mengalir meskipun tidak terjadi hujan).
Namun, dalam menjaga keberlanjutan pemanfaatan energi, dengan melihat korelasi antara energi dengan alam, sampah, dan air, penulis menekankan bahwa prinsip hemat energi sangatlah penting untuk diterapkan, seiring meningkatnya kebutuhan akan energi dan keterbatasan sumber energi yang ada. Hemat energi di sini tidak dimulai dari pemanfaatan energi itu sendiri, namun merupakan suatu sistem terstruktur, sistematis, terencana, dan termonitor dengan baik, sehingga dapat tercipta keberlanjutan dalam penghematan energi, atau energy conservation.Â
Contoh sederhana adalah AC (Air Conditioner) atau pendingin udara yang merupakan peralatan rumah tangga dengan konsumsi energi listrik mayoritas, akan sustain dihemat apabila struktur rumah memungkinkan udara untuk bersirkulasi dengan baik. Sirkulasi udara di rumah harus didukung dengan tingkat polusi yang rendah pada lingkungan sekitar rumah, misalnya dengan tersedianya taman dengan tanaman rindang yang memadai, dan seterusnya hingga ke penurunan pencemaran udara dari sektor publik dan industri melalui berbagai upaya sistematis dan terstruktur.
Demikian masukan penulis dalam mendukung upaya pemanfaatan energi yang berkelanjutan, semoga dengan memahami hubungan (nexus) antara energi-alam (terutama air)-dan sampah ini dapat memberikan manfaat, wawasan, dan semangat bagi kita semua dalam melestarikan alam, air, dan energi itu sendiri. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca, salam sehat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H