Lego dan balok merupakan jenis permainan yang memberi kesempatan anak untuk memecahkan masalah dan mencapai goal. Contohnya : Aku ingin membuat tower yang sangat tinggi dengan lego ini. Bagaimana aku bisa mewujudkannya tanpa membuatnya jatuh ya?
Seperti perkataan Diane Ackerman, seorang penulis dari Amerika Serikat "play is our favourite brain's way of learning".Â
Benar adanya bahwa beragam imajinasi, kognisi dan emosi anak diasah saat mereka bermain baik sendirian maupun berkelompok. Lewat bermain anak-anak jadi memiliki empati, tahu cara sosialisasi dan negosiasi serta gemar eksplorasi.
2. Membangun Relasi Sehat
Saat sedang bersama anak, sebaiknya orang tua bisa bersikap mindful. Contohnya singkirkan handphone agar bisa hadir secara sadar dan penuh untuk anak.Â
Dengarkan apa yang anak sedang ceritakan dan beri tanggapan yang antusias saat ia membutuhkannya. Kondisi ini membuat anak merasa dirinya berharga karena pendapatnya didengarkan.
Anak-anak yang tumbuh dalam relasi yang sehat dan menyenangkan dengan orang tua (bisa ditambahkan dengan saudara, pengasuh/guru) cenderung menjadi anak yang ekspresif dan bahagia.Â
Mereka merasa dicintai dan sadar berada di lingkungan yang aman. Perasaan inilah yang mendorong mereka jadi percaya diri untuk mencoba, berani menghadapi tantangan dan menumbuhkan resiliensi pada diri.
3. Menjadi Role Model
Contoh kasus: Saat seorang ayah sedang bermain dengan anaknya, tiba-tiba ia menerima email penolakan final interview pekerjaan dari perusahaan impiannya.Â
Untuk mengungkapkan kekecewaan, si ayah berkata "Oke, aku sudah berusaha maksimal untuk ini, tapi belum berhasil. Aku sangat marah dan sedih sekarang.Â