Mohon tunggu...
Heni Nugrohojati Silalahi
Heni Nugrohojati Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis artikel dengan topik parenting, keluarga, dan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Biarkan Anak Bermain dengan Makanannya!

26 Januari 2023   16:02 Diperbarui: 2 November 2023   05:10 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Henley Design Studio on Unsplash   

Besarkan hatimu, panjangkan ususmu, Ibu! Jangan stress dulu ketika melihat makanan berceceran di lantai bahkan ada yang menempel di tembok. Justru inilah salah satu waktu paling tepat untuk anak-anak belajar. Biarkan mereka melihat, menyentuh, lalu bermain dengan nasi, paha ayam, ataupun brokoli kukus di atas piringnya. Jika Ibu terlalu khawatir anak hanya akan membuang-buang makanan, berikan saja porsi kecil. Sesekali juga boleh sambil menyuapi anak dan berikan ia contoh memasukkan makanan ke dalam mulut lalu mengunyahnya.

Ketika Ibu memberi waktu anak untuk bermain dengan makanannya, berarti Ibu sedang membangun relasi yang menyenangkan antara anak dengan makanan. 

Anak tidak takut atau tertekan saat waktu makan tiba. Hal ini diperkuat dengan sebuah penelitian di Inggris yang melibatkan 62 anak usia pra sekolah yang diberi beberapa perlakuan berbeda : grup pertama diberikan permainan sensori terdiri dari buah dan sayur, grup ke dua diberikan permainan sensori non-food, dan grup ketiga hanya melihat gambar buah dan sayur. 

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain dengan buah dan sayur cenderung mau mencicipi dan makan lebih banyak dibandingkan anak pada grup yang lain.

Anak-anak belajar lewat bermain. Sebaiknya segera atur atau minimalisir ekspektasi saat Ibu mulai menemani anak makan. Sehingga saat Ibu melihat lebih banyak makanan yang diremas, dioleskan ke wajah dan dilempar ke seberang tembok, suasana makan tetap santai. Mari lihat positifnya, di balik kekacauan ini ada lima indera anak yang sedang distimulasi saat aktivitas makan sedang berlangsung. Jika kelima indera ini berfungsi dengan optimal, tentu ini bekal yang sangat berharga untuk proses makan anak ke depan.

Hal di atas turut diaminkan oleh Lisa Nichols, seorang Manajer Operasional di Monkey Puzzle Day Nurseries, Inggris, yang telah 15 tahun membantu ribuan anak menjajal pengalaman makan pertama mereka. Lisa mengungkapkan bahwa anak-anak yang diberi ruang untuk mengeksplorasi makanan lebih familiar terhadap makanan. Mereka mau mencoba makanan baru dan memiliki pengetahuan dasar tentang makanan sehat. Menurut Lisa pula ada beberapa hal yang bisa menjadi pegangan bagi para Ibu agar semakin mantap mendampingi anak-anak yang bermain dengan makanannya:

 1. Berantakan itu baik

Tahan diri untuk tidak mengelap mulut anak saat ia makan. Biarkan sampai waktu berekplorasinya dengan makanan selesai. Bukankah cemong di mulut membuat anak terlihat makin menggemaskan?

2. Biarkan anak menyajikan makanannya sendiri

Cara ini melatih kemandirian anak-anak. Mereka punya kendali atas apa yang ia ingin taruh di piringnya.

3. Buatlah waktu makan yang socialable

Biasakan Ibu makan bersama anak di meja yang sama. Biarkan ia mencontoh bagaimana Ibu menikmati makanan. Tak hanya itu, dengan makan bersama anak jadi tahu kalau tak perlu makan sambil jalan-jalan, karena ibu duduk manis di kursi makan.

Letakkan kakimu di sepatu anakmu, Ibu. Niscaya Ibu akan lebih memahami dunia anak-anak ini. Jadi tidak perlu resah ketika anak bermain dengan makanan ya, biarkan saja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun