Ibu! Jangan stress dulu ketika melihat makanan berceceran di lantai bahkan ada yang menempel di tembok. Justru inilah salah satu waktu paling tepat untuk anak-anak belajar. Biarkan mereka melihat, menyentuh, lalu bermain dengan nasi, paha ayam, ataupun brokoli kukus di atas piringnya. Jika Ibu terlalu khawatir anak hanya akan membuang-buang makanan, berikan saja porsi kecil. Sesekali juga boleh sambil menyuapi anak dan berikan ia contoh memasukkan makanan ke dalam mulut lalu mengunyahnya.
Besarkan hatimu, panjangkan ususmu,Ketika Ibu memberi waktu anak untuk bermain dengan makanannya, berarti Ibu sedang membangun relasi yang menyenangkan antara anak dengan makanan.Â
Anak tidak takut atau tertekan saat waktu makan tiba. Hal ini diperkuat dengan sebuah penelitian di Inggris yang melibatkan 62 anak usia pra sekolah yang diberi beberapa perlakuan berbeda : grup pertama diberikan permainan sensori terdiri dari buah dan sayur, grup ke dua diberikan permainan sensori non-food, dan grup ketiga hanya melihat gambar buah dan sayur.Â
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain dengan buah dan sayur cenderung mau mencicipi dan makan lebih banyak dibandingkan anak pada grup yang lain.
Anak-anak belajar lewat bermain. Sebaiknya segera atur atau minimalisir ekspektasi saat Ibu mulai menemani anak makan. Sehingga saat Ibu melihat lebih banyak makanan yang diremas, dioleskan ke wajah dan dilempar ke seberang tembok, suasana makan tetap santai. Mari lihat positifnya, di balik kekacauan ini ada lima indera anak yang sedang distimulasi saat aktivitas makan sedang berlangsung. Jika kelima indera ini berfungsi dengan optimal, tentu ini bekal yang sangat berharga untuk proses makan anak ke depan.
Hal di atas turut diaminkan oleh Lisa Nichols, seorang Manajer Operasional di Monkey Puzzle Day Nurseries, Inggris, yang telah 15 tahun membantu ribuan anak menjajal pengalaman makan pertama mereka. Lisa mengungkapkan bahwa anak-anak yang diberi ruang untuk mengeksplorasi makanan lebih familiar terhadap makanan. Mereka mau mencoba makanan baru dan memiliki pengetahuan dasar tentang makanan sehat. Menurut Lisa pula ada beberapa hal yang bisa menjadi pegangan bagi para Ibu agar semakin mantap mendampingi anak-anak yang bermain dengan makanannya:
 1. Berantakan itu baik
Tahan diri untuk tidak mengelap mulut anak saat ia makan. Biarkan sampai waktu berekplorasinya dengan makanan selesai. Bukankah cemong di mulut membuat anak terlihat makin menggemaskan?
2. Biarkan anak menyajikan makanannya sendiri
Cara ini melatih kemandirian anak-anak. Mereka punya kendali atas apa yang ia ingin taruh di piringnya.
3. Buatlah waktu makan yang socialable