Mohon tunggu...
Heni Pristianingsih
Heni Pristianingsih Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Mencari inspirasi hidup melalui kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Takut Disuntik Vaksin Covid-19 (Part 1)

19 Mei 2021   18:39 Diperbarui: 19 Mei 2021   18:50 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto: Koleksi Pribadi

Proses screening (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Proses screening (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Terdapat 2 macam bilik yang disediakan di sana, yaitu satu untuk pria dan yang lain untuk wanita. Tidak berapa lama saya menunggu, seorang perawat sudah siap mendekati saya dengan membawa jarum injeksi. 

"Ayo masak kalah sama muridnya?" Gurau salah satu petugas yang mungkin melihat ekspresi muka saya. Meskipun sambil tertawa kecil, saya akui ada ketegangan yang tersembunyi di dalamnya.

Bukan karena ketakutan ketika disuntik, namun khawatir membayangkan efek samping dari suntikan tersebut. Menurut info dari teman, ada teman yang mengatakan perutnya mual setelah vaksin, yang lain bawaannya ingin tidur terus, dan bahkan ada info yang keguguran. 

Saya tidak tahu kebenaran untuk yang terakhir ini. Kalaupun terjadi dan orang tersebut hamil, seharusnya dia menyampaikan data secara benar pada saat screening. Sebagai penerima vaksin yang kooperatif, sebaiknya jangan ada dusta pada saat proses screening ini berlangsung.

Namun secara umum, saya melihat teman atau saudara yang sudah menjalani vaksin dalam keadaan yang baik-baik saja dan sehat wal'afiat. Dari sini, saya menyimpulkan bahwa saya pun harus melakukan screening terhadap berbagai informasi dari media sosial dan informasi orang agar tidak meracuni pikiran saya dan tetap selalu berpikiran positif dalam banyak hal. 

Penyuntikan vaksin oleh petugas kesehatan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Penyuntikan vaksin oleh petugas kesehatan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Setelah penyuntikan vaksin, saya memberikan blanko screening ke petugas. Sambil menyerahkan selebaran dan nomor kontak apabila terjadi keluhan, petugas mencantumkan jam berapa saya harus mengambil kartu vaksinasi Covid-19. Hanya perlu waktu kurang lebih 5 menit saja untuk menunggu sebelum akhirnya saya memperoleh kartu tersebut. 

Antri menunggu kartu vaksinasi Covid-19 (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Antri menunggu kartu vaksinasi Covid-19 (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Dalam perjalanan pulang, saya menyempatkan diri mampir ke apotek untuk membeli Paracetamol. Menurut info petugas tadi, obat tersebut (yang sejenisnya) dapat diminum jika terjadi panas atau demam. Selain itu, saya juga memperbanyak minum air putih.

Pukul 10.10, handphone saya berbunyi. Ada sebuah SMS pemberitahuan tentang jadwal pemberian vaksin yang kedua beserta link sertifikat vaksinasi ke-1 untuk saya. Alhamdulillah, saya lulus ujian dalam mengatasi kekhawatiran yang dalam diri saya sendiri. 

Mohon maaf, saya tidak bisa menunjukkan sertifikat vaksinasi karena alasan "keamanan data." Saya pernah membaca informasi bahwa menunjukkan sertifikat tersebut pada media sosial akan mengundang pihak-pihak yang kurang bertanggung-jawab. 

Namun pada intinya, saya salut atas pelayanan yang diberikan oleh para petugas kesehatan. It's very amazing. Pelayanan yang ramah, cepat, dan menyenangkan mulai dari pra, proses, dan paska vaksinasi Covid-19. Terima kasih untuk tim RSUD Syaiful Anwar Malang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun