Mohon tunggu...
Heni Pristianingsih
Heni Pristianingsih Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Mencari inspirasi hidup melalui kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Solusi Mengatasi Ghibah yang Wajib Dipahami Kaum Perempuan

16 Mei 2021   08:41 Diperbarui: 17 Mei 2021   20:10 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto : TERASKATA.com

Dalam pergaulan sehari-hari baik dalam lingkup keluarga dan masyarakat, sering kita menemukan konflik, perselisihan, beda pendapat, dan sejenisnya yang muncul. Sepanjang setiap permasalahan yang timbul tersebut didiskusikan dan dicarikan solusi terbaiknya tentu tidak akan berlarut-larut. 

Ghibah atau membicarakan keburukan atau aib orang lain merupakan salah satu kebiasaan yang paling umum dilakukan oleh kaum perempuan. Namun bukan berarti kaum pria tidak melakukannya, hanya topik yang dibicarakan biasanya berbeda.

Alasan Melakukan Ghibah

Bagi kaum perempuan, dorongan untuk melakukan ghibah dapat disebabkan karena beberapa hal. 

Pertama, sifat alami perempuan itu banyak bicara alias cerewet. Kemampuan menampung kosa kata yang berlebih ini akan lebih baik jika digunakan untuk melakukan tindakan yang lebih positif daripada sekadar membicarakan keburukan orang.

Alasan kedua, ghibah sering dilakukan oleh orang yang tidak memiliki pekerjaan. Setelah tugas rumah tangga selesai, tak jarang para perempuan menggunakan waktunya untuk bermain ke rumah tetangga atau dalam istilah Jawa disebut "sonjo". 

Berkunjung ke rumah tetangga itu hal yang baik tetapi jika terlalu sering dilakukan hanya untuk mencari teman bergosip atau ghibah itu yang tidak disarankan. 

Ketiga, motivasi seseorang untuk melakukan ghibah karena adanya dorongan penyakit hati. Perasaan iri hati dan dengki apabila ada orang lain mendapatkan kebaikan sangat memicu timbulnya kegiatan ghibah ini. 

Melihat kesuksesan orang lain menjadi marah atau berburuk sangka. Penyakit hati memang tidak tampak tetapi memiliki dampak yang bisa merugikan bagi orang lain. 

Keempat, mencari dukungan pembenaran terkadang menjadi alasan bagi seseorang untuk ghibah. Biasanya ini menyangkut hubungan atas seseorang yang sedang berada dalam konflik dengan orang lain.

Emosi marah dan kecewa tanpa disertai dengan pemikiran logis, menjadikan ghibah sebagai sarana pelampiasan yang sebenarnya tidak akan membawa solusi apapun. 

Terakhir, alasan seseorang untuk melakukan ghibah yang satu ini sangat ekstrem. Ghibah dilakukan hanya untuk mengadu-domba orang yang satu dengan yang lain atas dasar dendam pribadi atau motivasi terselubung. Sebaiknya kita lebih berhati-hati dan menjauhi jika berhadapan dengan orang yang semacam ini. 

Solusi terhadap Kebiasaan Ghibah

1. Mencari kesibukan atau kegiatan yang positif
Apabila seseorang telah sibuk dengan kegiatan, maka dia tidak akan memiliki waktu untuk meneliti dan mengupas tuntas kesalahan orang lain. 

Dibandingkan menghabiskan waktu membicarakan permasalahan orang, maka akan lebih baik dialihkan untuk kegiatan yang bersifat produktif dan konstruktif. Selain mungkin dapat menambah income, kualitas kepribadian kita juga akan meningkat. 

2. Menghindari pembicaraan yang mengandung ghibah
Dalam pergaulan, tidak mungkin kita terlepas dari hubungan dengan orang lain. Demi alasan keakraban atau menghargai lawan bicara, biasanya perempuan justru terpancing untuk ikut dalam kenikmatan ghibah. Apabila kita terjebak pada situasi seperti ini, maka segeralah untuk mengalihkan topik pembicaraan dengan yang lain.

Jika yang diajak bicara masih kurang sadar, maka sebaiknya Anda segera pergi dengan alasan ada tugas lain yang harus dikerjakan. 

Menutup pembicaraan yang mengandung ghibah akan sangat membantu si tukang ghibah agar tidak melanjutkan kebiasaan buruk tadi. 

Ilustrasi Foto : TERASKATA.com
Ilustrasi Foto : TERASKATA.com
3. Lebih berhati-hati dalam bertutur kata dan berperilaku
Bergaul dengan banyak orang akan membuat kita lebih jeli dalam memilih topik pembicaraan. Menjaga sikap dan tutur kata dapat menjadi salah satu alasan agar kita menghindarkan diri dari korban gosip atau ghibah. 

Tanpa disadari, bisa saja ada tutur kata dan perilaku kita yang mungkin bagi kita itu wajar tetapi kurang tepat menurut pandangan orang lain. Penilaian secara objektif itu bukan dari diri kita sendiri melainkan dari orang lain di sekitar kita. 

Selektif dalam menceritakan permasalahan pribadi kepada orang lain itu juga sangat perlu. Jangan sampai kita curhat kepada orang yang salah. Bukan menemukan solusi, malah rahasia kita akan diketahui oleh manusia seantero dunia. 

Ingat, teman curhat yang Maha Penyayang dan Bijaksana itu hanyalah Allah SWT. Kita mungkin memiliki teman yang baik dan pandai menyimpan rahasia kita. 

Namun, apakah kita tahu jika sebenarnya dia sendiri memiliki permasalahan yang dipendamnya? Bukankah kita hanya semakin menambah permasalahan saja untuk dia? 

Kembali dan menyerahkan diri atas semua persoalan kehidupan kepada Allah SWT itu merupakan solusi yang terbaik. Selain itu dengan melakukan 2 hal, yaitu menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-NYA, insyaallah, permasalahan hidup yang tadinya carut-marut akan terurai satu per satu. 

4. Rajin menghadiri majelis ta'lim atau mendengarkan tausiyah baik secara offline maupun online
Mencari ilmu tentang agama merupakan sebuah kewajiban. Banyak orang yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam hidup karena adanya faktor ketidaktahuan tentang ilmu agama. Padahal, agama sendiri sudah memberikan solusi bagaimana cara menjalani kehidupan. 

Menggunakan media sosial sebagai sarana untuk memperdalam ilmu agama sangatlah tepat, apalagi jika dapat secara aktif menghadiri majelis ta'lim. 

Bukankah dalam agama Islam sudah dijelaskan bahwa ghibah itu perbuatan yang sangat tidak baik hingga diibaratkan seperti memakan bangkai saudara? 

5. Bertanya langsung kepada yang bersangkutan
Bertanya langsung kepada yang bersangkutan ini juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Jika memang orang tersebut menceritakan permasalahan kepada kita tanpa ada unsur paksaan, maka memberikan solusi merupakan langkah terbaiknya. 

Apabila kita tidak bisa memberikan solusi, maka dengan diam dan menjadi pendengar yang baik serta menyimpan rapat rahasia orang lain, itu akan sangat membantunya.

Hati-hati, jangan sampai kita dikatakan sebagai orang yang suka "kepo" atau ingin mengetahui segala permasalahan orang lain. 

Jika memang tidak ada sangkut-pautnya dengan kita, maka diam akan lebih baik. 

Duduk bersama untuk bermusyawarah menyelesaikan permasalahan yang melibatkan kita akan menjadi lebih baik untuk menangkis serangan kaum ghibah. Dengan demikian, kita bisa menghindari fitnah yang mungkin akan ditimbulkan dari sebuah ghibah. 

6. Acuhkan saja jika menjadi korban ghibah
Menjadi korban ghibah atau bahkan fitnah merupakan hal yang sangat tidak menyenangkan. Acuhkan saja dan tetap berbuat kebaikan kepada siapa saja termasuk si pelaku ghibah. Kepala boleh panas tetapi hati harus tetap dingin.

Sayangi diri kita sendiri dengan memperbanyak pemikiran yang positif dan menciptakan suasana hati yang selalu bahagia. Tebarkan senyuman yang tulus dimana pun kita berada. 

Yakinlah, kebahagiaan hati yang terpancar dari roman muka akan membuat wajah kita awet muda. Menjadi pribadi yang menyenangkan jauh lebih bermanfaat daripada hanya memikirkan ghibah yang tidak ada gunanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun