Mohon tunggu...
Hening Nugroho
Hening Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Menulis itu sederhana Ig @hening_nugroho Waroenkbaca.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Juniansyah dan Emas Paris, Ketika Barbel Mengalahkan Beban Hidup

13 Agustus 2024   10:32 Diperbarui: 13 Agustus 2024   14:00 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A) via Kompas.com

Ketika pagi itu Harian Kompas muncul di kios-kios koran, para pembeli mendadak merasa bahwa beban hidup mereka berkurang atau setidaknya beralih sebentar. 

Di halaman depan, bukan wajah politisi dengan senyum yang dipaksakan atau berita tentang macetnya lalu lintas ibu kota, tapi sosok Rizki Juniansyah. Ya, sang lifter muda yang tiba-tiba menjadi pahlawan nasional. Barangkali inilah salah satu momen langka di mana kita lebih bahagia melihat barbel ketimbang wajah serius para politisi.

Juniansyah, dengan gayanya yang penuh percaya diri, membawa medali emas dari Olimpiade Paris 2024. Di tengah euforia nasional, sejenak kita lupa bahwa harga telur naik lagi. 

Bayangkan, seorang pemuda yang berhasil mengangkat beban seberat ratusan kilogram, padahal kita sendiri sering menyerah hanya dengan beban kehidupan sehari-hari. Mungkin setelah ini kita semua harus ikut kursus angkat besi siapa tahu bisa menambah daya tahan menghadapi harga kebutuhan pokok yang terus melambung.

"Ketika beban hidup tak bisa diangkat, angkatlah barbel!" Mungkin itulah semboyan baru yang cocok untuk kita semua setelah melihat aksi Juniansyah di panggung internasional. Tapi, tentu saja, mengangkat barbel tidak akan menyelesaikan masalah cicilan KPR, meski bisa jadi cara yang baik untuk melampiaskan frustrasi. Jadi, sebelum Anda ke gym, pastikan dulu anggaran untuk olahraga tidak menambah daftar utang.

Redaksi Kompas, dengan jeli, memilih gambar sang atlet muda sebagai penghias halaman depan. Barangkali mereka sadar, bahwa di tengah pemberitaan yang semakin membuat pusing, gambar seorang pemuda yang berhasil menaklukkan tantangan fisik ini bisa memberi kita sedikit angin segar. Plus, siapa tahu ada yang terinspirasi untuk akhirnya ke gym dan bukan hanya untuk selfie. Atau mungkin, mereka hanya ingin memberi kita pelajaran tentang pentingnya kerja keras sesuatu yang sering kita abaikan.

Namun, di balik prestasi gemilang ini, ada pertanyaan yang cukup satir: Mengapa kita begitu bergembira hanya karena satu medali emas? Apakah ini menandakan bahwa prestasi olahraga kita yang lain sedang tidak begitu cemerlang? Atau memang kita sudah terbiasa menaruh harapan terlalu tinggi pada satu individu, sementara sistem pendukungnya mungkin masih perlu banyak perbaikan? Kita memang suka sekali dengan cerita Cinderella, tapi bagaimana dengan kisah-kisah lain yang belum berakhir bahagia?

Presiden Jokowi, dalam pesan singkatnya, mengucapkan selamat kepada Juniansyah. Sebuah ucapan yang pasti terdengar manis, tapi mungkin agak klise di telinga sang atlet. Karena di balik selamat itu, kita semua tahu bahwa perjuangan sesungguhnya baru dimulai. Medali emas memang sudah di tangan, tapi bagaimana dengan masa depan kariernya? Apakah ada jaminan bahwa ia tidak akan terjebak dalam sistem yang sering kali melupakan para pahlawannya?

Dan kita, sebagai masyarakat, jangan hanya puas dengan tepuk tangan. Harus ada lebih dari sekadar apresiasi sementara. Mungkin kita perlu mempertanyakan, apakah ada program jangka panjang untuk memastikan bahwa bakat seperti Juniansyah tidak hanya bersinar sekejap lalu padam? Atau apakah kita akan kembali ke kebiasaan lama merayakan kemenangan hari ini, lalu melupakan perjuangan besok?

Tentu, gambar Juniansyah di halaman depan Kompas adalah angin segar. Tapi jangan sampai ini hanya menjadi penghias dinding ruang tamu, sementara kita lupa bahwa olahraga di negeri ini masih memerlukan banyak perhatian dan dukungan. Tidak cukup hanya dengan mengangkat barbel di panggung internasional, kita juga harus mengangkat kualitas pembinaan atlet di dalam negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun