Mohon tunggu...
Hening Fitri
Hening Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi IPB University

you can dream it, you can do it!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dukung Program Pemerintah pada SDGs di Sektor Pendidikan, Rumah Ngaji di Depok Aktif Pengajian dengan Aturan Prokes

28 Maret 2021   14:40 Diperbarui: 28 Maret 2021   14:55 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(kegiatan Rumah Ngaji)

Pandemi Corona yang melanda Indonesia menyebabkan seluruh aspek kehidupan berimbas, tidak terkecuali di bidang pendidikan . Pendidikan formal dan non formal terpaksa harus dihentikan sementara waktu dan melaksanakan metode pembelajaran secara daring. 

Bagi pendidikan non formal tentu saja dengan metode pembelajaran tersebut dianggap cukup sulit untuk dilakukan, terlebih bagi pendidikan non formal yang berdiri sendiri tanpa naungan sebuah yayasan atau lembaga besar.

Sesuai dengan tujuan SDGs no 4 yaitu menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar, kehidupan sehat dan sejahtera pada tahum 2030 yang dilakukan dengan memperkuat pendidikan karakter salah satunya dengan melalui pendidikan non formal. 

Pendidikan non formal diharapkan mampu untuk mencapai tujuan dari SDGs. Salah satunya yaitu dengan pendidikan agama diluar sekolah. Dewasa ini pendidikan agama memang sangat diperlukan bagi anak-anak, pendidikan agama sendiri dapat menjadi tiang yang mampu menopang kehidupan di masa yang akan datang

Seperti yang terjadi  pada Rumah Ngaji di wilayah Cinere, Depok, Jawa Barat. Rumah ngaji tersebut merupakan pendidikan non formal dalam bidang pendidikan agama. Rumah ngaji milik Ustazah Bariyah ini tetap melaksakan kegiatan tatap muka dalam proses pembelajarannya, tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan. “Meskipun sedang Covid tetapi semangat anak-anak untuk belajar tetap tinggi, ketika awal Covid memang sengaja diliburkan karena khawatir, tetapi karena terlalu lama libur anak-anak meminta untuk tetap belajar di sini,” ujar Ustazah Bariyah, Senin (22/2/2021).

Sebelum memulai pengajian anak-anak di haruskan untuk mencuci tangan serta menggunakan masker dan menjaga jarak satu dengan yang lainnya. Protokol kesehatan terlihat sangat ketat, bahkan ketika membaca Al-Quran anak-anak pun tidak diperbolehkan melepaskan masker. Selain itu  rumah ngaji milik Ustazah Bariyah ini tidak hanya mengajarkan anak-anak dalam membaca Al-Qur’an tetapi juga mengajarkan kepada anak-anak cara sholat, ilmu-ilmu tajwid serta tata karma yang berlaku di masyarakat.

Dengan adanya rumah ngaji di lingkungan sekitar sangat di sambut baik oleh  para ibu-ibu, mereka merasa senang sebab dalam rumah ngaji ini mereka merasa terbantu dalam menanamkan pendidikan agama untuk anak anak mereka. “Alhamdulillah sangat merasa terbantu dengan ada nya rumah ngaji ini karna saya tidak perlu khawatir anak-anak hanya bermain tanpa mengenal waktu tetapi mendapatkan pembelajaran yang sangat berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang,” ujar Muliyah, Ibu dari salah satu anak didik pada Selasa (23/2/2021)

Dalam rumah ngaji ini terbagi menjadi dua kelas besar yaitu kelas untuk anak-anak yang berumur 3-10 tahun dan kelas untuk anak-anak yang berumur 11-17 tahun. Rumah ngaji ini tidak hanya mengajarkan kepada anak-anak saja, tetapi para ibu-ibu yang berada di lingkungan sekitar pun turut ikut serta mempelajari ilmu agama. Biasanya untuk kelas ibu-ibu hanya dilakukan satu kali pertemuan dalam seminggu dan dilakukan pada malam hari.

(foto Ustazah Bariyah (berkerudung Abu-Abu) beserta anak didik sebelum PSBB diberlakukan)
(foto Ustazah Bariyah (berkerudung Abu-Abu) beserta anak didik sebelum PSBB diberlakukan)
Awal Berdiri

Rumah ngaji ini telah berdiri sejak tahun 2000 tetapi hanya mengajarkan saudara-saudara dekat saja, sejak tahun 2015 rumah ngaji ini telah memiliki murid hingga mencapai 40 orang dan anak-anak lingkungan sekitar juga turut bergabung dalam rumah ngaji. 

Sejak tahun berdirinya rumah ngaji ini, Ustazah Bariyah selaku pemilik mengatakan bahwa rumah ngaji miliknya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang tunai atau fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran di pengajian tersebut. 

Saat pandemi  Covid-19 Ustazah Bariyah selaku guru yang mengajar hanya mendapatkan bantuan social (bansos) dari presiden,  ia berharap agar pemerintah terus memperhatikan para guru yang mengajar pada sektor pendidikan non formal seperti dirinya. Fasilitas yang dimiliki oleh rumah ngaji  berasal dari uang saku pribadi serta donator dari para orang tua. “Dengan adanya rumah ngaji ini diharapkan para generasi muda memiliki budi pekerti yang baik serta mengerti mengenai norma norma yang berlaku dalam masyarakat,” pungkas Ustazah Bariyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun