Bullying adalah fenomena yang mengkhawatirkan di kalangan anak-anak sekolah. Menurut penelitian tingkat bullying yang paling tinggi ada di level SD dan SMP sederajat. Hal ini tentu memprihatinkan dan perlu perhatian khusus dari semua pihak di sekolah.Orang tua, guru, anak, dan seluruh perangkat sekolah harus menyadari hal ini.
Siswa perlu diberikan pemahaman tentang apa itu bullying, dampak negatifnya, dan bagaimana menghindarinya. Ini bisa dilakukan melalui program pendidikan anti-bullying di sekolah. Sekolah harus memiliki peraturan yang jelas dan tegas terkait dengan perilaku bullying. Siswa harus mengetahui konsekuensi dari tindakan bullying. Guru harus aktif dalam memantau perilaku siswa dan segera mengintervensi jika ada kasus bullying. Mereka juga harus memberikan contoh perilaku yang baik. Pihak sekolah harus memastikan ada pengawasan di berbagai area sekolah, termasuk area tempat makan, perpustakaan, dan area istirahat, untuk mencegah insiden bullying. Orang tua harus terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka tentang bullying. Mereka juga harus berkomunikasi secara terbuka dengan sekolah jika anak mereka menjadi korban atau pelaku bullying.
Penting bagi sekolah untuk memberikan dukungan kepada korban bullying. Ini bisa berupa konseling, dukungan emosional, dan tindakan lain yang diperlukan. Sekolah dapat mengembangkan program anti-bullying yang melibatkan seluruh komunitas sekolah. Ini bisa mencakup kegiatan sosial, diskusi, atau kampanye kesadaran. Â Hal lain yang tak kalah penting diterapkan adalah menanamkan rasa empati pada anak, sikap berani melaporkan jika di bully, dll.
Penanganan Bullying harus berkelanjutan dan berkesinambungan karena tidak ada yang tahu kapan kasus ini akan berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H