Mohon tunggu...
Henik Fuji
Henik Fuji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Henik mendengarkan musik hampir setiap hari, meski begitu dirinya buta nada. Mengembangkan diri pada jurnalistik, content writing, dan editing. Pecinta drama korean thriler, action, dan school.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sastra Masuk Kurikulum, Bagaimana Kabarnya Sekarang?

24 Agustus 2024   00:08 Diperbarui: 24 Agustus 2024   00:36 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal 'Sastra Masuk Kurikulum'

Program Sastra Masuk Kurikulum diresmikan pada 20 Mei kemarin. Sejumlah 166 daftar buku menjadi karya sastra yang direkomendasikan untuk dimasukkan dalam proses pengajaran di sekolah. Secara detail, program ini–rekomendasi buku dan panduan–dapat diakses secara daring melalui laman buku.kemdikbud.go.id. Program ini diupayakan sebagai ikhtiar mengenalkan sastra sebagai sarana pembelajaran. Sayangnya, setelah prosesi peresmian tersebut, bermunculan kontra yang mengkritik. 

Mulai dari buku panduan yang dinilai dibuat secara acak-acakan tanpa riset dan proses editing mendalam yang membuatnya banyak mengandung informasi menyesatkan. Hingga beberapa rekomendasi buku yang dinilai tidak cocok dibaca kalangan anak sekolah karena mengandung kekerasan dan vulgar.

Permasalahan Rekomendasi Buku dan Buku Panduan

Rekomendasi buku sewajibnya mempertimbangkan dengan penuh kesesuaian target; anak-anak sekolah. Sastra Masuk Kurikulum seharusnya tidak lepas dari sastra anak, terutama untuk target jenjang SD dan SMP yang masih tergolong dalam usia anak-anak. 

Sastra anak mengharuskan hadirnya manfaat untuk perkembangan Bahasa, kognitif, kepribadian, perilaku, dan perkembangan sosial bagi anak. Apa yang hadir dalam sastra anak seperti tokoh, setting, plot, konflik, dan cara penyelesaian masalah akan dijadikan model atau ditiru oleh pembaca anak. Karenanya, perlu kehati-hatian penuh dalam menentukan rekomendasi buku yang nantinya berpengaruh negatif akan ditiru oleh anak-anak.

Setelah mendapatkan berbagai kontra dan kritik, buku panduan telah ditarik dan dilakukan revisi. Meski begitu, sampai hari ini keberadaan buku panduan tersebut tidak ada rimbanya. Yang ada hanyalah panduan singkat di menu panduan umum laman. Proses revisi setelah mendapatkan banyaknya kritikan juga dilakukan pada rekomendasi buku yang ada. 

Sampai detik ini–20 Juni–rekomendasi buku yang tersisa di web menjadi 35 rekomendasi untuk jenjang SD. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA diberikan keterangan masih dalam proses peninjauan kembali. Meski begitu, laman memberikan keterangan penafian bahwa daftar buku dapat berkurang atau bertambah sewaktu-waktu. Dari 35 daftar rekomendasi buku pun hanya sejumlah 5 yang telah diberi keterangan detail.

Bagaimana 'Sastra Masuk Kurikulum' Seharusnya Diterapkan di Sekolah?

Program ini menyasar sekolah, yang pastinya diimplementasikan pada siswa melalui peran guru. Guru sebagai pengajar yang menyampaikan sastra anak dalam pembelajar hendaknya dibekali dengan pemahaman serius tentang sastra anak juga program ini. Perlu ditekankan bahwa tujuan program ini adalah memanfaatkan karya sastra dalam implementasi Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan minat baca, menumbuhkan empati, dan mengasah kreativitas serta nalar kritis siswa. 

Tujuan ini sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi tujuan sastra anak. Karenanya, program ini harus secara detail memberikan informasi, panduan, dan pembinaan intensif bagi guru atau lembaga sekolah yang akan menjalankan program ini ke siswa—mengingat program ini tidak bersifat wajib. Guru harus mengetahui fase-fase dalam kurikulum Merdeka untuk melihat kecocokan antara buku yang direkomendasikan dengan siswa. Guru juga harus memahami nilai dan pengajaran apa yang terkandung dalam buku untuk diimplementasikan dalam mata pelajaran.

Menunjang hal tersebut, laman hingga kini telah menyediakan sebanyak tiga modul yang ketiganya diperuntukan untuk fase C atau kelas 5 - 6 SD. Mata pelajaran yang disarankan dalam modul yakni Bahasa Indonesia, dan IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) melalui tiga rekomendasi buku. Dilampirkan pula kriteria kurasi sastra jenjang SD/ MI yang menunjukkan bahwa target program di jenjang ini adalah fase C. Dalam modul tersebut dijabarkan panduan pengajaran serta penilaian dengan merujuk salah satu buku sebagai sastra yang diajarkan. Interaksi antara guru dan siswa dirancang sedemikian rupa untuk menunjang pengajaran agar lebih interaktif dan komunikatif. 

Guru juga diberikan kebebasan mengeksplorasi pengajaran untuk melatih kreatifitas siswa. Namun, masih ada ketidakkonsistenan dalam laman terkait pencantuman untuk fase siswa. Meski dalam modul tercantum hanya fase C saja, di detail rekomendasi buku–Komponis Kecil–terdapat keterangan kecocokan buku untuk pembelajaran fase B atau kelas 3 - 4 SD. Mengapa tidak dari awal saja diberi penafian di kriteria kurasi untuk setiap fasenya. Atau lagi-lagi untuk fase lain masih dalam proses pengerjaan?

Lantas bagaimana nasib rekomendasi buku lainnya karena modul yang terlampir hanya tiga? Hal ini menjadi tugas seorang guru untuk mampu menjelajah kreativitasnya dalam mengajar. Bukan hal yang negatif, apalagi program ini tidak bersifat wajib. Rekomendasi nilai dan dapat diterapkan pada mata pelajaran apa sastra tersebut, terlampir di detail buku. Namun lagi-lagi, sampai sekarang hanya lima buku saja yang sudah diberi detail. Agaknya guru-guru yang sudah ingin menerapkan program ini harus bersabar lebih lama. Setidaknya sampai Panduan Penggunaan Buku Sastra dipublikasikan ulang saat permulaan ajaran baru tahun ini, sesuai yang dikatakan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun