Mohon tunggu...
Henik Fuji
Henik Fuji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Henik mendengarkan musik hampir setiap hari, meski begitu dirinya buta nada. Mengembangkan diri pada jurnalistik, content writing, dan editing. Pecinta drama korean thriler, action, dan school.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pudak, Folk Foods Unik asal Kabupaten Gresik

28 Juni 2024   13:07 Diperbarui: 28 Juni 2024   17:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Gresik Kota Pudak”, sebutan ikonik Kabupaten Gresik dengan makanan tradisional khasnya bernama pudak. Banyak orang di luar Gresik yang tidak mengenal pudak, karena makanan ini memang khas Gresik dan hanya dapat dijumpai di Gresik. 

Pudak banyak dijumpai di beberapa kawasan wisata religi di Gresik, khususnya Makam Sunan Giri. Karenanya, tidak afdol dan aneh rasanya jika datang atau nyekar ke Giri tapi tidak membawa oleh-oleh pudak. Selain dijual di kawasan wisata religi, pudak juga dapat dijumpai di beberapa toko oleh-oleh Gresik.

Pudak memiliki keunikan tersendiri baik dari bentuk, cita rasa, hingga filosofi atau makna di baliknya. Pudak terbuat dari tepung beras, santan, dan gula pasir atau gula Jawa, yang dikemas dengan ope atau pelepah pinang. 

Ope digunakan karena sifatnya kuat, lentur, dan memiliki lapisan semacam plastik yang dapat menjaga suhu pudak. Pengemasan pudak menggunakan ope pun cukup unik, karena sebelum digunakan menjadi wadah, terlebih dahulu pelepah pinang disamak untuk memisahkan kulit luar dan dalam, kulit dalam yang akan digunakan dipotong dan dilipat, lalu dijahit dengan pola L tanpa sudut. 

Lantas ope yang berbentuk seperti kemasan dituangkan adonan pudak dan diikat ujungnya kemudian dikukus. Uniknya, cara menyimpan pudak harus dengan digantung untuk mempertahankan keawetan isinya. 


Pudak hanya bertahan hingga tiga hari saja, yang mana filosofi dari makna tiga hari ini agar warga Gresik cukup makan pudak untuk tiga hari ke depan tanpa kemaruk tidak perlu menyimpan banyak-banyak. Konon katanya, jika membawa pudak ke luar kota melebihi tiga hari ataupun tidak dengan cara digantung, maka rasa pudak akan lain. 

Rasa pudak pun bermacam-macam, mulai dari orisinal atau karamel, coklat yang terbuat dari sagu, pandan yang telah dicampur dengan daun pandan ataupun suji, hingga baru-baru ini ada pudak berwarna merah. Varian rasa ini dibuat agar penjual pudak tetap bisa menarik perhatian pembeli di tengah gempuran bermacam jajanan lain. 

Dalam ilmu folklor, pudak tergolong dalam folklor non-lisan yakni folk foods. Mengapa dapat dikatakan bahwa pudak merupakan salah satu folklor? Karena, pudak merupakan suatu warisan budaya berupa makanan yang diwariskan turun-temurun, milik kolektif Kabupaten Gresik, dan menjadi suatu identitas unik bagi Kabupaten Gresik. 

Belum ada catatan pasti mengenai sejarah pudak, terdapat beberapa anggapan tentang ini; pudak sudah ada sejak 10 abad silam; pudak pertama kali dibuat oleh pudak yang sudah ada dari tahun 1950. 

Pudak pertama dibuat oleh Nyonya Tjio yaitu Pudak Cap Kuda pada zaman sesudah perang Nyonya Tjio; dan pudak sengaja dibuat untuk bekal pelayan karena sifat pudak yang seperti makanan pokok dan dapat bertahan selama tiga hari. 

Pudak yang menjadi ikon Gresik pun memiliki filosofi tersendiri. Dikutip dari gresiksatu.com, pudak memiliki filosofis tentang katresnan atau cinta. Pudak terlihat seakan-akan keras dari bungkusnya, tapi terasa lembut di dalam. 

Hal ini sama dengan wujud karakter wong Gresik, meskipun wong Gresik terlihat keras di luar, cara bicaranya lantang dan ceplas-ceplos, tapi hatinya lembut, halus, bahkan penuh cinta. Lembut dan manisnya pudak laksana lembut dan manisnya cinta. 

Meskipun sejarah asal mula pudak belum diketahui secara pasti, tetapi proses pembuatan hingga produk pudak itu sendiri telah diwariskan turun temurun dan menjadi warisan budaya, eksistensinya juga tidak lepas dari sejarah Gresik dan Gresik itu sendiri. Begitu pula dengan filosofinya yang memberi identitas tersendiri pada orang-orang Gresik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun