Pudak yang menjadi ikon Gresik pun memiliki filosofi tersendiri. Dikutip dari gresiksatu.com, pudak memiliki filosofis tentang katresnan atau cinta. Pudak terlihat seakan-akan keras dari bungkusnya, tapi terasa lembut di dalam.Â
Hal ini sama dengan wujud karakter wong Gresik, meskipun wong Gresik terlihat keras di luar, cara bicaranya lantang dan ceplas-ceplos, tapi hatinya lembut, halus, bahkan penuh cinta. Lembut dan manisnya pudak laksana lembut dan manisnya cinta.Â
Meskipun sejarah asal mula pudak belum diketahui secara pasti, tetapi proses pembuatan hingga produk pudak itu sendiri telah diwariskan turun temurun dan menjadi warisan budaya, eksistensinya juga tidak lepas dari sejarah Gresik dan Gresik itu sendiri. Begitu pula dengan filosofinya yang memberi identitas tersendiri pada orang-orang Gresik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H