Mohon tunggu...
Heniaaa
Heniaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang memiliki minat terhadap dunia literasi. Senang membaca terutama tulisan-tulisan fiksi dan kesastraan serta menulis hal-hal baik. Menulis menjadi tempat sarana saya untuk mengekspresikan gagasan dan berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modul Nusantara: Museum Konferensi Asia Afrika dan Kisah Sejarah yang Tersimpan

21 September 2022   21:38 Diperbarui: 21 September 2022   22:05 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama dosen dan mentor modul nusantara (dokpri)

Gedung Museum Konferensi Asia Afrika

Gedung Museum Konferensi Asia Afrika berlokasi di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung. Gedung Museum Asia Afrika ini terletak di Gedung Merdeka, sehingga Museum KAA memiliki hubungan yang erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika.

Museum yang melukis sejarah bagi politik luar negeri Indonesia ini digunakan untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika. Museum ini dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia dan berada di bawah wewenang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. sementara pengelolaannya di bawah koordinasi Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat. Saat ini, UPT Museum Konferensi Asia Afrika berada dalam koordinasi Direktorat Diplomasi Publik.

Tragedi Sebelum Konferensi Asia Africa

Penjelasan mengenai tragedi sebelum Konferensi Asia Africa (dokpri)
Penjelasan mengenai tragedi sebelum Konferensi Asia Africa (dokpri)

konferensi Asia Africa diadakan ketika politik di Indonesia sedang cukup memanas. Pada saat itu Indonesia menghadapi pemberontakan dari kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri, satu diantaranya yaitu pemberontakan DI/TII. Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat dan berlangsung cukup lama dan kerap meresahkan masyarakat. Meskipun kondisi politik yang cukup memanas, Indonesia akhirnya dapat menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika dengan aman dan lancar.

Sejarah Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Africa dilaksanakan 18-24 April 1955. Pada saat pembukaan KAA, Presiden pertama Indonesia, Soekarno menyampaikan pidato dengan judul "Let a New Asia and a New Africa be Born". Pembukaa KAA ini dihadiri oleh perdana menteri dari beberbagai negara Asia dan Africa, yaitu India, Burma, Indonesia, Sri Lanka, dan Pakistan.

Daftar nama delegasi dari Indonesia(dokpri)
Daftar nama delegasi dari Indonesia(dokpri)

Replika suasan ketika preside Soekarno menyampaikan pidato pada pembukaan(dokpri)
Replika suasan ketika preside Soekarno menyampaikan pidato pada pembukaan(dokpri)

Pertemuan koferensi ini menghasilkan beberapa keputusan penting, seperti memajukan kerja sama negara-negara Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, membantu perjuangan melawan imperialisme, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan ikut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Selain keputusan-keputusan penting, KAA juga melahirkan prinsip yang tercantum ke dalam "Declaration on The Promotion of World Peace and Coorporation" atau  "Dasasila Bandung". Adapun isi dari Dasasila Bandung, yaitu:

  • Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB
  • Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial seluruh bangsa
  • Mengakui persamaan seluruh suku bangsa dan persamaan seluruh bangsa, akbar maupun kecil
  • Tidak memainkan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara berlainan
  • Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang berdasarkan dengan Piagam PBB
  • Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak untuk kebutuhan khusus dari salah satu negara akbar dan tidak memainkannya terhadap negara berlainan
  • Tidak memainkan tindakan-tindakan ataupun ancaman penyerangan negara maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
  • Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum), ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan berdasarkan dengan Piagam PBB
  • Memajukan kebutuhan bersama dan kerjasama
  • Menghormati hukum dan kewajiban--kewajiban internasional

Daftar Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Konferensi_Asia_Afrika

https://asiafricamuseum.org/halaman/Tentang-Museum-KAA

https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/sejarah-singkat-konferensi-asia-afrika-11286/

https://sahabatmuseumkaa.com/fakta-menarik-seputar-konferensi-asia-afrika-1955/

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/peringatan-konferensi-asia-afrika-sebuah-pembuktian-indonesia-untuk-perdamaian-dunia/

http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Dasasila-Bandung_54074_p2k-unhamzah.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun