Mohon tunggu...
heni arasyd
heni arasyd Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

philocalist💐🪶

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

teori perkembangan moral yang di kemukakan oleh lawrence kohlberg

18 Januari 2025   08:49 Diperbarui: 18 Januari 2025   08:49 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

9. Teori Perkembangan Moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg adalah salah satu teori yang paling berpengaruh dalam psikologi perkembangan moral. Kohlberg mengembangkan teorinya berdasarkan penelitian yang dimulai pada 1950-an, yang berfokus pada bagaimana individu membuat keputusan moral dan bagaimana proses ini berkembang sepanjang kehidupan mereka. Teori ini mengidentifikasi tiga tingkat perkembangan moral yang masing-masing dibagi menjadi dua tahap, sehingga menghasilkan enam tahap perkembangan moral secara keseluruhan. Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral tidak hanya bergantung pada faktor usia, tetapi juga pada cara berpikir individu mengenai norma dan nilai.

Konsep Utama dalam Teori Perkembangan Moral Kohlberg

Menurut Kohlberg, perkembangan moral berkaitan dengan cara individu memahami dan memutuskan tindakan yang benar atau salah. Ia berfokus pada proses kognitif dalam membuat keputusan moral, dan berpendapat bahwa moralitas berkembang secara bertahap melalui berbagai tahapan yang bergantung pada kemampuan individu untuk berpikir lebih kompleks tentang masalah moral.

Tiga Tingkat Perkembangan Moral

Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat, yang masing-masing mencakup dua tahap. Setiap tingkat menunjukkan tingkat pemahaman moral yang lebih tinggi dan lebih kompleks. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai tiga tingkat perkembangan moral:

1. Tingkat Pra-Konvensional (Pre-conventional Level)

Pada tingkat ini, individu menilai tindakan berdasarkan konsekuensi langsung yang diterima. Keputusan moral lebih didorong oleh pertimbangan pribadi, seperti penghindaran hukuman atau pencapaian imbalan. Anak-anak umumnya berada pada tingkat ini, meskipun beberapa orang dewasa juga mungkin tetap berada pada tingkat ini.

  • Tahap 1: Orientasi pada Hukuman dan Kepatuhan
    Pada tahap ini, individu melihat moralitas sebagai sesuatu yang ditentukan oleh otoritas eksternal. Tindakan yang benar adalah yang menghindari hukuman. Anak-anak atau individu pada tahap ini akan mematuhi aturan hanya untuk menghindari hukuman dan tidak mempertimbangkan dampak tindakan terhadap orang lain.

  • Tahap 2: Orientasi pada Kepentingan Pribadi
    Pada tahap ini, individu mulai memahami bahwa orang lain mungkin memiliki keinginan atau kebutuhan yang berbeda. Moralitas didasarkan pada pertimbangan imbalan atau keuntungan pribadi. Tindakan dianggap benar jika mereka memberi manfaat bagi individu tersebut, atau jika mereka mendapatkan imbalan.

2. Tingkat Konvensional (Conventional Level)

Pada tingkat ini, individu menilai tindakan moral berdasarkan pemahaman tentang norma sosial dan peran mereka dalam masyarakat. Moralitas pada tahap ini didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi harapan orang lain dan menjaga keteraturan sosial.

  • Tahap 3: Orientasi pada Hubungan Interpersonal yang Baik
    Pada tahap ini, individu cenderung untuk mematuhi norma-norma sosial yang berlaku agar diterima dan dihargai oleh orang lain. Tindakan yang benar adalah yang mendukung hubungan yang harmonis dengan keluarga, teman, atau kelompok sosial. Anak-anak atau remaja cenderung berpikir bahwa tindakan moral adalah tindakan yang disukai oleh orang lain dan menciptakan hubungan yang positif.

  • Tahap 4: Orientasi pada Hukum dan Ketertiban
    Di tahap ini, individu menganggap hukum dan aturan sosial sebagai pedoman utama untuk bertindak dengan benar. Moralitas didasarkan pada pemahaman tentang kewajiban untuk menjaga ketertiban sosial dan stabilitas masyarakat. Tindakan yang benar adalah yang mematuhi hukum dan norma yang berlaku, bahkan jika tidak ada konsekuensi pribadi yang langsung.

3. Tingkat Pasca-Konvensional (Post-conventional Level)

Pada tingkat ini, individu mulai menilai tindakan moral berdasarkan prinsip-prinsip etika yang lebih abstrak, seperti keadilan, hak asasi manusia, dan kesetaraan. Individu pada tingkat ini memiliki kemampuan untuk berpikir secara lebih kritis tentang aturan sosial dan mempertanyakan apakah aturan tersebut mencerminkan prinsip moral yang lebih tinggi.

  • Tahap 5: Orientasi pada Kontrak Sosial dan Hak Individu
    Pada tahap ini, individu mengerti bahwa aturan dan hukum diciptakan untuk melayani kepentingan bersama, namun aturan tersebut dapat diubah atau ditentang jika dianggap tidak adil. Individu pada tahap ini menilai moralitas berdasarkan kontrak sosial dan hak individu, dengan pemahaman bahwa kebebasan individu harus dijaga selama tidak merugikan orang lain.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun