Mohon tunggu...
heni arasyd
heni arasyd Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

philocalist💐🪶

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

determinan (faktor yang mempengaruhi) perkembangan sosial-emosional

17 Januari 2025   18:43 Diperbarui: 17 Januari 2025   18:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2. Determinan (Faktor yang Mempengaruhi) Perkembangan Sosial-Emosional

Perkembangan sosial-emosional seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait. Faktor-faktor ini dapat berasal dari lingkungan internal maupun eksternal individu dan mempengaruhi bagaimana seseorang mengenali, mengelola, dan berinteraksi dengan emosi serta orang lain. Berikut adalah beberapa determinan utama yang mempengaruhi perkembangan sosial-emosional:

1. Faktor Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk dasar perkembangan sosial-emosional anak. Pola asuh, interaksi emosional antara anggota keluarga, dan kualitas hubungan keluarga sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam mengelola emosi dan membangun hubungan sosial yang sehat.

  • Pola Asuh: Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan pola asuh yang penuh perhatian, suportif, dan konsisten cenderung mengembangkan keterampilan sosial-emosional yang lebih baik. Sebaliknya, pola asuh yang terlalu keras atau terlalu permisif dapat menghambat perkembangan emosi anak.

  • Komunikasi Keluarga: Keluarga yang memiliki komunikasi terbuka, di mana anggota keluarga saling mendengarkan dan menghargai perasaan masing-masing, dapat membantu anak belajar mengenali dan mengekspresikan emosi mereka dengan sehat.

  • Kekerasan atau Ketegangan dalam Keluarga: Lingkungan keluarga yang penuh dengan kekerasan fisik atau verbal dapat merusak perkembangan emosional anak, membuat mereka lebih rentan terhadap masalah psikologis dan kesulitan dalam berinteraksi sosial.

2. Lingkungan Sosial dan Budaya

Lingkungan sosial dan budaya di mana seseorang tumbuh juga memengaruhi perkembangan sosial-emosional. Setiap budaya memiliki norma dan nilai yang berbeda terkait dengan cara seseorang mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain.

  • Norma Sosial dan Budaya: Dalam beberapa budaya, ekspresi emosi mungkin dianggap tabu atau tidak pantas, yang dapat memengaruhi cara individu mengekspresikan atau mengelola perasaan mereka. Sebaliknya, budaya yang lebih terbuka terhadap ekspresi emosi dapat mendukung perkembangan sosial-emosional yang sehat.

  • Sosialisasi Teman Sebaya: Teman sebaya memainkan peran penting dalam perkembangan sosial-emosional, terutama dalam masa remaja. Interaksi dengan teman sebaya mengajarkan keterampilan seperti empati, kerja sama, dan penyelesaian konflik.

3. Pendidikan dan Pengalaman di Sekolah

Sekolah adalah tempat di mana anak-anak belajar keterampilan sosial-emosional melalui interaksi dengan guru dan teman sekelas. Pengalaman sekolah dapat mempengaruhi seberapa baik anak mengelola emosi dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

  • Pengajaran Keterampilan Sosial-Emosional: Program-program pendidikan yang mengajarkan keterampilan sosial-emosional, seperti regulasi emosi, empati, dan penyelesaian konflik, dapat sangat membantu anak-anak dalam mengembangkan kemampuan ini.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun