Mohon tunggu...
Heni Susilawati
Heni Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - life with legacy

senang menulis tentang politik, demokrasi dan pemilu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Nikreuh: Pendekatan Kepemimpinan Menyentuh Akar Rumput

8 Oktober 2021   06:05 Diperbarui: 8 Oktober 2021   12:19 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin | Sumber: Shutterstock via kompas.com

Diksi atau istilah nikreuh itu lazim disebut dalam budaya Sunda yang bermakna berjalan kaki. Tempo jalan kaki secara lambat dan cenderung perlahan. 

Filosofi nikreuh itu sendiri menggambarkan berjalan untuk mencapai satu tujuan, perlahan tapi pasti setiap langkah diarahkan untuk mencapai tujuan.

Behaviour directed by objective, dalam arti perilaku jalan kaki itu diarahkan untuk mencapai tujuan. Dalam konteks melakukan sebuah upaya, ikhtiar dan usaha; nikreuh memberikan spirit semangat untuk terus melangkah, terus berjuang, terus berupaya demi tercapainya tujuan.

Secara fisik, aktivitas jalan kaki di ruang terbuka, menikmati udara segar, bertemu dan menyapa warga. 

Berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain menikmati setiap sudut kehidupan. Berjalan kaki, menyaksikan bagaimana kualitas capaian pembangunan sejak infrastruktur hingga pembangunan kualitas sumber daya manusia.

Nikreuh adalah aktivitas seorang pejalan kaki, seseorang yang akan mencatat setiap pengalaman yang ditemukan dalam langkah kakinya dari satu tempat ke tempat lain. 

Nikreuh adalah pengalaman berjalan kaki yang memberikan banyak inspirasi, pembelajaran, dan pengalaman.

Nikreuh ini aktivitas yang bertumpu pada kekuatan dua kaki. Kondisi jalan tidaklah sama, kadang mulus aspal berhotmix. Di waktu yang lain, aktivitas jalan kaki terkadang berada di jalan becek, berlumpur. Kontur jalan pun bisa jadi berbeda keadaan. Kadang rata, lain tempat kondisinya nanjak dan mudun. Bahkan berkelok dengan tikungan tajam. 

Nikreuh di perkotaan ataupun di pedesaan; sensasi yang dirasakan akan berbeda. Perbedaan itulah yang membuat aktivitas jalan kaki terasa sempurna. 

Secara sosiologis kita bisa menyaksikan secara langsung bagaimana kehidupan warga masyarakat di perkotaan dan pedesaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun