Kualitas partisipasi politik itu akan teramat ditentukan oleh faktor kualitas data pemilih, pemahaman tentang makna pilkades bagi kemajuan desa, pemahaman visi, misi dan program pasangan calon, pemahaman tentang teknis pemberian suara dan tentu saja kesiapan mengawal dan menerima hasil pilkades.Â
Sirkulasi elit politik lokal di tingkat desa yang berjalan secara demokratis dalam tahapan Pilkades Serentak 2021 akan menentukan pola kepemimpinan dan kemajuan desa setempat di masa yang akan datang. Semua adalah cerita tentang bagaimana pemilih menghormati kedaulatannya sebagai pemilih.Â
Kesadaran politik sebagai pemilih yang berdaulat ini harus terus dikampanyekan agar warga menjadi pemilih yang menentukan pilihannya berbasis rasionalitas, bukan transaksional apalagi menjadi bagian dari patologi demokrasi elektoral bernama politik uang.
Bacaan kita di tingkat regional dan nasional cukup banyak. Kasus operasi tangkap tangan oleh lembaga anti rasuah bernama Komisi Pemberantasan Korupsi harus jadi cermin dan pembelajaran bagi warga.Â
Langsung atau tidak langsung, pemilih yang transaksional  dan permisif terhadap politik uang ikut menyumbang persoalan pelik lahirnya pemimpin yang korup.Â
Pilkades seharusnya dijadkan sebagai jalan menata perubahan termasuk menata perubahan kualitas demokrasi elektoral kita.Â
Kualitas teknis penyelenggraan meningkat, kualitas substansi demokrasi meningkat. Dan kita sangat berkepentingan dengan demokrasi yang substansial termasuk di tingkat desa.Â
Pilkades bukanlah semata cerita tentang teknis memilih pemimpin. Pilkades adalah cerita tentang asa hari ini, esok, dan masa depan desa yang berkemajuan.Â
Pilkades adalah momentum politik terpenting di tingkat lokal. Kesadaran politik tentang kedaulatan rakyat dalam menentukan calon kepala desa sangat penting dimiliki.Â
Arah kepentingannya adalah seputar rasionalitas menentukan pemimpin yang dipandang punya pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai pemimpin.Â
Pemimpin yang visioner, pemimpin yang memahami potensi desa setempat, pemimpin yang memahami kondisi sosial budaya warga.Â