Mohon tunggu...
Hengky S Candranegara
Hengky S Candranegara Mohon Tunggu... Lainnya - Awam Pemelajar

Bersyukur dan teruslah berbuat kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Isi Roti Yudas Iskariot?

14 April 2022   11:00 Diperbarui: 14 April 2022   12:06 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pun kalau kita cermati kembali dalam kisah pemberian roti ini, yang kerasukan iblis, tentunya bukan hanya Yudas, tapi juga Petrus, yang makan bersama Yesus di tempat yang sama. Petrus mungkin merasakan seperti Yudas, yaitu Setelah makan roti tersebut kemudian Ia menyangkal Yesus sebanyak 3x, bisa jadi kita memaknai roti Petrus sebagai roti kenyamanan diri atau roti berasa safety player, pokonya aman bagi dirinya sendiri, bahkan bisa jadi menjerumuskan orang lain. 

Bagaimana dengan para murid lain yang tidak diceritakan setelah makan roti perjamuan terakhir? saya rasa para murid lain, tetap memakan roti perjamuan terakhir dengan rasa keduniawian yang lain. Bisa jadi rori rasa takut dan berkenderungan cari aman, karena para murid dalam kisah sengasara tidak ada yang mendekat seperti yang diceritakan dalam kitab suci.

Jadi sebenarnya Roti Yudas bisa dijadikan sebagai pemaknaan simbol sebagai roti rasa keberdosaan yang sering kita lakukan berulang kali sepanjang hidup. Roti yang orang lain berikan kepada masing-masing kita, berawal dari ajakan kenyamanan sampai akhirnya ketergantungan dan berujung pada penghianatan, korupsi, penindasan dan lain sebagainya.

Mari kita sadari, bahwa masing-masing dari kita, sering menerima roti dari lingkungan sekitar kita. miliki kepekaan mengenai rasa roti yang diberikan orang-orang disekliling kita. Jangan-jangan roti tersebut memiliki rasa maksud-maksud tertentu yang tidak baik. Pun sebaliknya, ketika kita memberi roti, jangan sampai roti yang kita berikan juga memiliki rasa yang tidak enak, meyakiti dan membuat orang berbuat tidak baik.

Yesus telah memberikan roti kepada kita semua, tentunya dengan cercapan rasa masing-masing. Namun perlu disadari, bahwa Yesus juga telah menjadi roti kehidupan bagi kita sebagai para muridNya. Kita harus bisa menjadikan roti yang sama, tubuh yang sama menajdi varian rasa yang menghidupi dan dan menghidupkan hidup penuh cinta kasih bagi sesama. Banyak cara yang bisa kita lakukan agar roti yang kita berikan kepada sesama selain membuat kenyang namun berbuah kebaikan.

Selamat Memasuki Tri Hari Suci, Berkah Dalem!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun