Mohon tunggu...
Hengky Saujana
Hengky Saujana Mohon Tunggu... profesional -

suka berbagi informasi yg menarik & bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita Seorang Marketing di Kala Stress

23 Juli 2013   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:09 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2011 sekitar bulan agustus, pada saat itu saya masih berstatus sebagai seorang marketing di sebuah perusahaan pialang. Setelah bekerja sebagai seorang marketing selama 1 tahun lebih, saya mencapai titik jenuh dan mulai stress dikrnkan penghasilan semakin menurun..

dan suatu ketika saya sempat ikut seminar motivasi krn ajakan teman saya untuk mencoba mendengarkan hal yg baru. Saya berpikir Why not?? akhirnya, saya ikut.. namun setelah ikut, tidak ada perubahan signifikan terhadap diri saya kecuali saya semakin percaya diri. Namun hantaman realita membuat saya down dan patah semangat juga... sehingga ketika saya menerima penghasilan yg dibawah 1 juta & dan saya pribadi menjadi merasa kalah dan bingung apalagi yg harus saya lakukan, di sisi lain jg hrs membantu ekonomi keluarga.  saya sempat putus asa dan bercerita dengan sahabat2 saya... namun tiada solusi yg dpt membantu...

setelah beberapa hari mengalami kebingungan, pada suatu hari pada kondisi siang hari yg terik saya dalam perjalanan menemui teman, ketika saya berada di simpang jalan besar  pada saat lampu merah yg panas di tengah kota. saya memperhatikan ada seorang ibu yg menjual koran bersama putrinya yg kira baru berumur 6-7 tahun.. mrk terlihat letih, cape, kepanasan dan dengan penampilan seadanya, mrk tetap menjual koran lokal ketika lampu merah.

Melihat mereka, saya merasa seperti tersadarkan bahwa ada orang yg kondisi ekonomi yg lebih parah daripada saya namun masih berusaha. saya perhatikan putrinya begitu kurus, dan saya teringat keluarga saya yang masih tergolong sehat dan saya pribadi masih dikatakan jauh lbh sehat drpd mrk, saya membayangkan apa akan mereka makan dan tinggal dimana. disaat itulah, saya bersyukur bahwa saya sebenernya masih beruntung. seketika itu saya berikan uang 100 ribu ke ibu penjual koran tersebut ketika berpapasan. seketika itu juga ibu tersebut bertanya mau berapa koran dengan uang itu. saya membalas ucapan dia dengan berkata "ambillah utk ibu. saya ikhlas" sambil tersenyum. seketika itu juga ibu tersebut kaget dan menjatuhkan koran2 yg dia pegang ke jalan dan memandang keatas dan berterimakasih trus berdoa serta menitikkan air mata...

saya terharu dan segera meninggalkan tempat tersebut... bagi saya 100 ribu nilainya mungkin tdk akan cukup membantu saya namun uang itu dianggap sebuah berkah luar biasa bagi ibu tersebut... seketika itu saya merubah pola pikir saya untuk tetap berusaha menjalani hidup sambil bersyukur..

and miracle happen to me... terjadilah keajaiban.. awalnya bermula setelah 1 minggu kejadian diatas. bermula datang teman saya dari perusahaan saham yg minta diajarin bagaima melakukan transaksi bidang bursa berjangka. setelah saya mengajarkan dan menjelaskan segala jenis peluang dan resikonya, teman saya ini mengajak temannya itu mencobanya.  beberapa kali saya jumpa dengan mereka dan menjelaskan tanpa berpikir soal berapa imbalan saya. setelah hampir 2 bulan, teman saya ini menelpon saya dan bertanya berapa no rek saya.. setelah saya berikan kepadanya. saya pergi mengecek ke atm terdekat utk mengecek nilai saldo saya..

Yang saya kagetkan adalah saldo saya bertambah 1 juta rupiah padahal awalnya saya berharap 200-300 ribu saja. Dan ntah kenapa saya teringat peristiwa 100 ribu sebelumnya... saya berpikir apakah ini kebetulan... saya merasa seperti diberkahi 10 kali lipat... dan saya semakin yakin bahwa saya akan berusaha sebaik2nya dalam hidup dan berusaha membantu org lain tanpa pamrih.

mohon komentar dan kritikan apabila ada bahasa saya yang kurang tepat di artikel saya ^_^
Salam menulis :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun