Mohon tunggu...
Hengky Saujana
Hengky Saujana Mohon Tunggu... profesional -

suka berbagi informasi yg menarik & bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bahasa Materi Jaman Sekarang

10 Desember 2013   13:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini saya buat mengingat kisah-kisah teman2 saya sendiri dan pengalaman pribadi.

Suatu hari, kenalan saya yg bernama ando (nama samaran) bekerja sebagai kontraktor menghubungi saya dan mengajak mkn malam bersama dan ngobrol2 sekitar jam 7 malam. setelah kami berjumpa dan ngobrol2 beberapa saat sampai di topik yg cukup dalam.

And0 : "bro, aku skrg lagi berpacaran dengan seorg gadis yg menurutku baik dan aku mau serius. namun aku pusing ketika bersama teman2nya.."

saya : "pusing kenapa bro. kalo memang serius, nikah aja bro."

Ando : " waktu jalan2 bersama teman2nya, yg mereka bahas cuman topik mbl baru mereka, baju baru mereka, gadget baru mereka, baru renovasi rumah, baru jalan2 keluar negeri. seakan2 yg dibahas cuman hal2 yg berbau materi semua. aku jadi kuatir"

Saya :" apa yg dikuatirkan bro?"

Ando: "apabila hanya topik itu saja yg dibahas lama2 aku makin pusing dan kalo aku menikah nanti, jangan2 istriku ngomong soal harta melulu. walau aku mampu namun aku jadi tdk bahagia jika membahas itu terus-menerus"

Saya: "jalani saja dulu bro. mana tahu itu cuman sekedar sesaat saja. mana tahu nanti ada petunjuk seiring dengan waktu"

setelah itu, saya ada ngobrol2 bersama dia membahas byk hal sambil cerita humor & setelah itu kami tdk berjumpa hampir 6 bln. setelah itu dia mengabari saya bahwa dia tdk jadi serius dengan pacarnya & kembali single. dia mengaku tdk cocok lagi setelah menyadari bahwa dia selalu diukur oleh pacarnya setiap saat. saya jadi prihatin melihatnya dan berharap dia mendptkan jodoh yg lebih baik.

ngomong2 soal bahasa materi, saya teringat kisah teman saya yg lain yg bernama Gilang (nama samaran) jg cukup miris walau sebenernya dia org yg cukup sukses menurut saya. Sahabat saya ini seorg pengusaha di bidang jasa. usaha dia mulai populer dan stabil. dia sering ngobrol kepada saya bahwa ortunya selalu menganggap dia tdk sukses dan membuat malu keluarga. teman saya ini lulusan luar negeri dan kembali ke kota kelahirannya menjadi pengusaha sesuai impiannya namun ortu menganggap dia itu tdk sukses krn masih blm married, tdk bekerja di luar negeri & belum mapan. persepsi ortu nya membuat dia stress dan terkadang menghubungi saya utk sekedar sharing. Kadang saya jadi kasihan melihatnya padahal ortunya tergolong org yg ekonomi mapan & berstatus tinggi.

di sisi lain, saya punya seorang sahabat yg pas2an ekonominya namun bahagia bernama Joni (nama samaran). dia seorg anak tukang jual kue beras. Usaha ortunya terkadang laku ato sepi orderan. namun teman saya msh bersemangat. terkadang saya dan beberapa teman kasihan dengan dia sehingga kadang membantu biaya sekolahnya pas smu sesekali. dia jg tergolong rajin sehingga mendptkan nilai yg bagus. setelah tamat sma, saya lama tdk berjumpa dia. skrg dia kerja di accounting di perusahaan lokal. malam dia ngajar les privat utk anak sekolah utk tambahan. ortunya sangat bangga dengan dia dan mendukung usaha dia. skrg dia sdh ada pacar dan berencana menikah dlm waktu dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun