Mohon tunggu...
Hengky Fanggian
Hengky Fanggian Mohon Tunggu... Wiraswasta -

There Must be a Balance Between What You Read and You What Write

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wahai Kompasianer Suarakan Opini & Syairmu

27 Januari 2017   14:22 Diperbarui: 27 Januari 2017   14:27 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin rekan ada yg kritis & bertanya dalam hati. Kalau memang kurang diminati khalayak... kenapa ObrolanKita masih tetap dilanjut, bikin capek diri sendiri saja. Kalau rekan berpikir begitu, apalagi saya. Pikiran tsb tentu menggayuti benak saya, bahkan sejak awal & sempat terpikir untuk hentikannya.

Saya tak jadi hentikan karena sangat terkejut dengan respon rekan yg Berlangganan / Subsribe. Betul, saya sungguh-sungguh tak menyangka bahwa jumlah yg subsribe hingga kini ternyata 110 padahal kurang dari 2 bulan. Saya memang tak pernah lihat jumlah subscriber karena sebelumnya puyeng pikirkan apa salah & dosa saya.

Kalau rekan jeli pastilah tahu ada 2 video yg tumpang tindih, Judulnya beda, ilustrasinya beda tapi isi yg dinarasikan persis sama. Itu karena saya sedang meraba-raba dalam rangka mencari tahu apa kekeliruan saya sehingga tayangan tak dapat dimonetisasi.

Pengalaman saya tsb akan dapat menjadi guidance yg sangat berharga bila rekan ingin juga berbagi dengan cara yg mirip seperti ObrolanKita. Di Jaman ini Tutorial Teknis sangat mudah diperoleh di Youtube. Namun pengalaman yg saya tuturkan disini mungkin akan sangat berharga untuk mencegah rekan-rekan putus asa yg seperti hampir saya alami.

Saya sikh berharap ada rekan yang terinspirasi oleh pengalaman saya ini dan membuat Inovasi yg lebih baik. Namun bila ada rekan yg sibuk & ingin saya narasikan artikelnya, jangan ragu untuk hubungi saya ke email thefangs1712@gmail.com .

Namun perlu saya tegaskan sebelumnya agar tak timbul prasangka macam-macam. Bahwa saya tetap berhak mensortir artikel tsb. Hak ini mutlak tak dapat diganggu gugat siapapun. Karena saya tak ingin bernasib seperti “Bunny Kelinci”. Mohon maaf & maklumnya.

Sebab meski artikel tsb amat sangat bagus namun bila saya anggap “TERLALU BERANI” maka saya tak berani menarasikannya, kecuali bersedia saya pangkas (sensor) pada bagian yg saya anggap berbahaya tsb.

Sebetulnya ObrolanKita tak terbatas pada masalah Politik atau Religi (seperti narasi “Kafir pada Zaman Rasullah dari ibu Riza Hariati). Namun bila yang ingin ditayangkan adalah Sastra (Puisi/Prosa) maka mutlak rekan harus kirimkan minimal audio rekaman. Ilsutrasi bisa dari saya ataupun dari rekan.

Bahkan sebetulnya, mungkin semua rekaman narasi memang bagusnya dari yg punya artikel agar “penjiwaannya” lebih pas. Tapi selama saya masih bisa bantu, ya tak apalah. Asal jangan puisi, no way... 100% tak mampu.

Artikel ini selain untuk berbagi pengalaman, juga sekaligus sebagai undangan bagi rekan yg ingin dinarasikan artikelnya. Memang saya menyadari, suara saya jauh dari harapan, namun saya selalu berpikir bahwa Lukisan Yg HEBAT itu tak perlu pakai bingkai yg indah agar justru tak terjadi persaingan antara keduanya.

Jadi yg indah, yg hebat, yg excellent itu, tentulah IDE rekan yg rekan tuangkan dalam bentuk artikel. Jadi kalau sekumpulan jem’at menangis terharu mendengar khotbah pendeta, maka bukan semata karena suara pendetanya yg hebat, tapi terlebih karena kutipan ayat Suci yg menyentuh Qalbu. Begitu maksud saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun