Kesombongan Goliat dan Simson
      Kesombongan Goliat telah membuahkan kematian bagi dirinya saat menghadapi Daud yang berperang mengandalkan Allah. Kitab Amsal 16:18-19 menyatakan kalau "kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak." Dalam pertempuran di lembah Terbantin, Goliat menyombongkan diri dan sangat memandang enteng orang Israel. Allah memakai Daud berperang mengalahkan Goliat yang harus menerima kekalahan dengan nyawanya sendiri. Esra Soru mengatakan Iblis musuh kita itu sangat kuat  dan berkuasa tetapi bukanlah mahakuasa.[3] Iblis memakai kesombongan untuk menjerat manusia dan hal ini dialami oleh Goliat yang dipermalukan oleh kesombongannya sendiri.
       Simson, tokoh Alkitab yang dipenuhi Roh Allah diberikan kemampuan yang sangat luar biasa untuk melakukan perbuatan-perbuatan ajaib dengan kekuatan fisiknya. Sungguh disayangkan, kesombongan Simson mendatangkan kehancuran bagi dirinya. Simson pria hebat dan kuat namun di ujung kehidupannya, dia direndahkan di depan publik. Demikian juga dalam kehidupan kita, siapa pun bisa mengalami hal yang sama. Kesombongan tanpa disadari bisa menyusup dalam hati kita dan pada akhirnya bisa membuat kita tersandung. Sekali lagi Firman Allah mengingatkan bahwa, "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan (Amsal 16:18)."
      Dalam kehidupan Goliat dan Simson, kedua tokoh Alkitab ini harus mengalami kematian fisik pada akhir kehidupan mereka sebagai akibat kesombongan diri yang berlebihan. Dalam konteks keselamatan di mata Allah, Goliat bukanlah pribadi yang bisa kita katakan memperoleh kasih karunia keselamatan dari Allah. Namun, beda halnya dengan Simson, walaupun di ujung kehidupannya berakhir dengan tragis, Simson tetap mendapatkan kasih karunia keselamatan dari Allah. Simson merupakan tokoh yang dipakai oleh Allah untuk menghukum bangsa Filistin yang melawan orang Israel di tanah perjanjian dan Allah tidak pernah salah memilih orang yang ingin dipakai, apalagi ada pekerjaan dan kemuliaan Allah yang ingin dinyatakan dalam kehidupan orang pilihan-Nya tersebut.
Kesombongan Menghalangi Keselamatan
      Kesombongan bisa dipakai Iblis menghalangi banyak orang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Dengan kerendahan hati kita mengakui diri sebagai makhluk berdosa dan menyadari bahwa kita tidak sanggup melakukan apapun untuk mencapai hidup yang kekal dengan usaha kita sendiri, maka akan mencegah kita untuk menjadi orang yang sombong. Kita tidak perlu menyumbarkan prestasi dan kelebihan diri kita. Jika kita ingin bersuara, maka sebaiknya kita menyuarakan berita tentang Allah dan kemuliaan-Nya.
     Kesombongan sangat dibenci oleh Allah karena merupakan penyembahan akan diri sendiri dan mencuri kemuliaan Allah. Apapun yang kita capai di dunia ini tidak akan mungkin terjadi jika bukan Allah yang memampukan dan memelihara kita. "Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" (1 Kor 4:7). Segala prestasi pencapaian kehidupan kita berasal dari Allah dan bukan merupakan hasil kemampuan diri sendiri. Oleh karena itu, kita wajib memberikan kemuliaan kepada Allah -- karena segala kemuliaan adalah milik Dia. John Owen mengatakan anugerah keselamatan melalui darah Kristus diberikan kepada orang yang bertobat dan berbalik sesuai dengan kovenan Allah yang setia dan tidak berubah.[4] Kesombongan telah menutup mata hati manusia sehingga tanpa disadari menjadi budak penguasa kerajaan angkasa yaitu roh yang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka (Efesus 2:2).
Â
Kesimpulan
      Manusia sombong tidak akan mendapatkan keselamatan dari Allah bila tidak bertobat dan datang kepada Allah Tritunggal. Hanya melalui darah Kristus, manusia bisa diselamatkan. Orang Kristen yang sombong kalau tidak bertobat menjelang ajal menjemput, tidak akan memperoleh keselamatan dari Allah karena orang Kristen tersebut hanya mengaku sebagai orang Kristen tetapi sesungguhnya belum dengan sungguh hati percaya kepada Tuhan Yesus dan tentunya tidak tergolong sebagai orang yang mendapatkan anugerah keselamatan dari Allah.
      Manusia dengan sifat kesombongan sejak awal penciptaan telah kehilangan kehidupan rohaninya; Hal ini terjadi sebagai akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Tokoh-tokoh Alkitab seperti Haman, Herodes Agripa, Goliat, dan Simson mengalami kematian fisik akibat sikap kesombongan dalam hidup mereka. Dengan sikap kesombongan, manusia di Babel telah menimbulkan murka Allah. Walaupun mereka tidak mengalami kematian fisik tetapi bahasa mereka dikacaukan dan diserak Allah Tritunggal. Akibat kesombongan manusia, ada yang mengakibatkan kematian diri mereka, ada pula yang mendapatkan hukuman setimpal yang cukup berat ditanggung manusia.