Pendahuluan
       Iblis cenderung menjadi kontributor utama dalam setiap tindakan keberdosaan manusia. Kenapa demikian? Hal ini dimungkinkan karena Iblis ingin merusak hubungan manusia dengan Sang Pencipta yaitu TUHAN Allah. Herman Bavinck mengatakan segala pergumulan kejahatan (dosa) di atas bumi adalah pertarungan roh-roh dan bahwa humanitas dan dunia adalah barang rampasan yang untuknya perang antara Allah dan Iblis, antara sorga dan neraka.[1]Â
Lanjut Bavinck, segala kuasa dosa di atas bumi berkoneksi dengan kerajaan kegelapan di dalam dunia roh. Sejak awal penciptaan manusia di taman Eden, Iblis ingin menghancurkan kehidupan manusia (Yoh. 10:10a).Â
Kesombongan telah membuat Iblis memberontak dari TUHAN Allah dan Iblis telah dibuang ke bumi (Yes. 14:12). Kata Bavinck, dosa bukan pertama kali terjadi di bumi, tetapi di dalam sorga, pada kaki takhta Allah, dalam kehadiran langsung-Nya.[2] Iblis menghancurkan banyak keluarga sepanjang Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yaitu:Â
- Adam dan Hawa digoda dengan kesombongan oleh Iblis.
- Kain dan Habel, iri hati yang berakhir dengan pembunuhan Habel.
- Saul iri hati dengan kepiawaian perang Daud dan berupaya membunuh Daud.
- Daud penuh hawa nafsu seksual terhadap Betsyeba yang cantik.
- Iblis mencuri identitas diri pemuda pemudi (Yoh. 10:10a).
Â
Iblis Menghancurkan Pemimpin
       Marilyn Hickey mengatakan Iblis memakai kesombongan untuk menghancurkan hubungan kita dengan orang sekitar.[3] Raja Saul iri hati terhadap kepiawaian perang Daud sehingga ingin membunuh Daud. Eric Chang mengatakan kedagingan manusia adalah saluran di mana Iblis bekerja di hati manusia.[4] Iblis tahu keinginan kedagingan Saul terhadap Daud yaitu ingin lebih hebat sehingga Saul semakin dikuasai kuasa kegelapan ingin membunuh Daud dan semakin jauh dari hadirat Allah. Akhirnya Saul bunuh diri di medan perang memenuhi nubuat nabi Samuel terhadap dirinya. Inilah konsekuensi berpalingnya Saul dari tuntunan Roh Allah sehingga kuasa kegelapan yang menguasai kehidupannya yang berakhir dengan bunuh diri. Seandainya Saul tetap bersandar kepada Roh Allah maka kehidupannya pasti diberkati.
       Kehidupan Daud pun juga dihancurkan oleh Iblis dengan godaan kecantikan Batsyeba (2 Sam. 11:2). R.C. Sproul mengatakan manusia dapat digoda, dicobai dan diganggu oleh roh jahat (Iblis) seperti halnya yang dialami oleh raja Daud melalui kecantikan Batsyeba.[5] Konsekuensi dari kejatuhan raja Daud dalam kecantikan Batsyeba adalah terbunuhnya empat keturunannya yaitu anak hasil perzinahannya dengan Batsyeba, Amnon, Absalom, dan Adonia. Bahkan, kerajaan Israel yang Allah anugerahkan kepada raja Daud hancur berkeping pada era setelah jaman raja Salomo. Kehidupan raja Daud dan keturunannya hancur berantakan akibat dosa perzinahan yang dilakukan dengan Batsyeba dan pembunuhan terhadap Uria. Inilah konsekuensi kehidupan raja Daud yang memilih untuk memenuhi keinginan daging bersama Batsyeba. Seandainya raja Daud tetap setia kepada Allah maka Daud tidak perlu menjalani kehidupan yang penuh dengan pelarian menghindari kejaran pasukan raja Saul dan juga kerajaan Israel di bawah kepemimpinan keturunannya bisa tetap utuh kokoh dalam naungan kasih setia Allah Tritunggal.
Â
Iblis Menghancurkan Tokoh Alkitab
       Adam dan Hawa digoda dengan kesombongan oleh Iblis sehingga manusia berontak kepada TUHAN Allah, yang berakibatkan manusia kehilangan kemuliaan Allah dan putus hubungan langsung dengan Allah yang Kudus. C.S. Lewis mengatakan "The Christians are right: it is Pride which has been the chief cause of misery in every nation and every family since the world began." Bavinck menekankan dosa pertama manusia di taman Eden yang dilakukan Adam merupakan dosa asal manusia.[6] Dosa asal ini telah merusak hubungan manusia dengan Allah. Hal ini dilakukan Iblis dengan tujuan ingin menghancurkan kehidupan manusia dan tindakan ini merupakan aktifitas peperangan rohani pertama di bumi.
        Kain iri hati kepada Habel karena persembahan Habel diterima Allah sedangkan persembahan Kain ditolak Allah yang berakhir dengan pembunuhan Habel. Kain melambangkan kaki tangan kuasa Kegelapan (Iblis) dan Habel mewakili kuasa Terang (Allah Tritunggal) di mana pembunuhan ini merupakan fenomena pembunuhan fisik pertama di bumi dalam peperangan rohani kehidupan manusia sejak kejatuhan. Hanya dengan penebusan darah Kristus Yesus, manusia diangkat kembali dari lumpur dosa di bumi yang sudah jatuh dalam kuasa si jahat (1 Yoh. 5:19). Roh Kudus dalam tubuh orang Kristen lebih besar kuasanya dari roh-roh di dunia ini (1 Yoh. 4:4). Tanpa tuntunan Roh Kudus maka kehidupan manusia akan dihancurkan Iblis bahkan memungkinkan orang dikuasi kemarahan yang berakhir pada pembunuhan fisik orang lain yang dibenci. Manusia berdosa hanya mampu lepas dari jerat belenggu dosa Iblis melalui penerimaan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya serta pertobatan sejati.
Â
Iblis Menghancurkan Pemuda-Pemudi
       Iblis mencuri identitas diri pemuda pemudi (Yoh. 10:10a) sehingga mereka mengira mereka terjebak dalam tubuh yang salah jenis kelaminnya. Iblis dengan sabar mengikuti kehidupan seseorang sejak kecil dan bila ada kesempatan maka Iblis akan memainkan segala tipu muslihatnya untuk menggiring manusia ke jalan sesat. Firman yang ditaburkan dalam hati pikiran seorang dicuri iblis sehingga dimasukkan dengan pengertian yang menyesatkan tentang jati diri orang tersebut. Joyce Meyer mengatakan bahwa pikiran manusia merupakan medan perang di mana di pikiran inilah Iblis menawarkan teori, alasan-alasan dan berbantah dengan kita dalam upaya menyesatkan manusia.[7] Pemuda-pemudi seluruh dunia banyak yang disesatkan dengan pemikiran bahwa diri mereka terjebak dalam tubuh yang salah. Demikian liciknya si jahat memanipulasi pikiran manusia.
      Tindakan percabulan juga diperkenalkan oleh Iblis kepada anak-anak muda sejak usia dini. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik. Pemakaian internet dengan masif di dunia pendidikan telah membuka akses jaringan pornografi kepada murid-murid sekolah usia belia. Iblis memakai jaringan internet ini menggoda dan menjerumuskan pelajar usia muda ke dalam kecanduan pornografi yang juga bahkan telah menjerumuskan mereka ke aktifitas seks bebas yang mana sering menimbulkan masalah kehamilan dan aborsi yang sangat melawan perintah Allah Tritunggal. Pada awalnya pelajar usia muda ini secara tidak sengaja menemukan foto pornografi yang tiba-tiba muncul sehingga hal ini menimbulkan dorongan yang sangat kuat untuk melihat dan mencari tahu lebih jauh tentang hal sensual ini. Iblis memakai godaan foto dan video pornografi untuk menghancurkan kehidupan manusia mulai dari usia pelajar, usia pekerja, bahkan ke usia dewasa. Kuasa kecanduan pornografi ini sangat kuat jeratnya sehingga manusia tergantung kepadanya dan merusak kehidupan mereka dengan memuaskan keinginan daging yang tanpa disadari merupakan tipu muslihat dari Iblis.
Â
Kesimpulan
      Kita dapat katakan bahwa Iblis cenderung menjadi kontributor utama dalam setiap tindakan keberdosaan manusia. Tentunya kontribusi faktor keinginan manusia juga bisa memainkan peranan sehingga manusia jatuh dalam dosa, namun di balik semua fenomena yang bisa dilihat mata, noumena di balik semua kejadian ini ada pihak kerajaan kegelapan yang berupaya dengan gigih memantau kelemahan manusia. Pada saat ada kesempatan maka Iblis dengan begitu piawai menggoda manusia dengan penuh kelicikan dan berhasil menjatuhkan manusia dalam dosa seperti yang telah berhasil dilakukan kepada Adam dan Hawa pada awal penciptaan di taman Eden.
      Pada saat manusia sudah jatuh dalam godaan si jahat maka manusia cenderung menikmati keberdosaan tersebut dan hanya dengan tuntunan kuasa Roh Kudus saja yang akan memampukan manusia terlepas dari jerat dan belenggu dosa ini. Rasul Paulus mengingatkan agar jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi manusia, sehingga bisa membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah. Sebagai prajurit Kristus, orang Kristen harus memakai seluruh perlengkapan senjata Allah.
Â
DAFTAR PUSTAKA
 Bavinck, Herman. Dogma Reformed: Jilid 3: Dosa Keselamatan di dalam Kristus. Surabaya: Penerbit Momentum, 2016.
Â
 Chang, Eric. Baptisan dan Hidup Baru: Arti Baptisan Dalam Perjanjian Baru. Surabaya: CDC Publisher, 2019.
Â
 Hickey, Marilyn. Peperangan Rohani: Melindungi Rumah dan Keluarga Anda dari Kuasa Kegelapan. Jakarta: Light Publishing, 2010.
Â
 Meyer, Joyce. Pikiran adalah Medan Perang: Menangkan Perang dalam Pikiran Anda. Jakarta: Immanuel Publishing House, 1999.
Â
 Sproul, R. C. Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen. Malang: Literartur SAAT, 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H