Mohon tunggu...
Yogie
Yogie Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

suka cerita | kopi | berimajinasi tentang bumi manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biyung

16 Januari 2024   14:07 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi: sumber gambar. https://pixabay.com

Biyung

Oh biyung!

Daku pamit di pertigaan simpang jalan. Kala itu, kau melepaskan jemari dengan setitik air jatuh di pelupuk mata yang dalam. 

Daku terpotong sisa utang yang belum lunas. Utang yang memaksa daku meninggalkan biyung dan berlayar ke samudra bebas.

Oh biyung!

Rasanya bayangan itu masih memanggil dari jauh mata pula. Di dusun tanah adat kita, Bagaimana! Sudah aman tanaman serta lahan adat  kita.?

Ingat secuil kembali menua itu. Ingatlah, pesan jaga dusun kelak untuk cucumu. Jual saja hasilnya, yang telah diberi oleh dusun adat kita.

Oh biyung!

 Jagalah                                                     Dusun kita                                        Agar cucumu                                Kelaktak hilang harapan itu.


Malang, 20 Oktober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun