Mohon tunggu...
Susilo
Susilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang

💦peace began with a smile 💦 ig: hengkisusilo_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat China: Tiga yang Murni dalam Daoisme

15 Mei 2023   17:16 Diperbarui: 15 Mei 2023   17:29 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pendahuluan

Daoisme pada umumnya dianggap sudah ada jauh sebelum konfusius, dengan nama pendiri Lao Tse, dan buku dasarnya ialah "Tao Te Ching," ditulis oleh seorang penulis bernama Li Erh, yang juga disebut Lao Tse pada masa setelah konfusius. Pemahaman Dao ialah bahwa kesempurnaan dapat diwujudkan dengan jalan mengikuti Jalan batiniah (Dao) kodrat alam. 

Dalam ilmu pengetahuan, Dao merupakan salah satu ajaran yang berasal dari Laozi. Dao berarti jalan yang benar dari Tian dan menusia serta realitas tertinggi dan tak terbatas. Dao juga disebut sebagai "Sang Tanpa Nama". Manusia tidak dapat menyebut atau membahasakannya ke dalam bahasa manusia, karena itu berarti manusia membatasinya. Laozi menguraikan ajaran Dao dalam sebuah kitab yang terkenal yakni kitab Daodejing.

Tokoh Dan Pokok Ajaran Daoisme

Ajaran Daoisme seluruhnya terangkum dalam buku Daodejing yang ditulis oleh Laozi. Dao berarti jalan yang benar dari Tian dan manusia serta realitas tertinggi dan tak terbatas.[1] Daoisme memiliki suatu pokok ajaran tentang segala sesuatu yang bersifat alamiah. Daoisme memiliki corak khas yang sangat menekankan akan pentingnya transformasi pribadi melalui usaha untuk mewujudkan kebajikan yang berasal dari cara untuk mengikuti jalan yang lebih alamiah tadi.[2]

Daoisme memahami Tuhan sebagai zat yang tidak dapat ditangkap dan tidak dapat didefinisikan. Dalam mukadimah Tao Te Ching disebutkan bahwa Dao merupakan Zat yang diagungkan, sesuatu yang mahahalus dan bila sesuatu itu dapat ditangkap pengertiannya, maka ia adalah bukan Dao yang sebenar-benarnya. Karena sifat Dao adalah transendental, maka Dao merupakan dasar dari segala yang ada.

Pengertian Dao menurut Daoisme sendiri ialah Tuhan. Bagi Daoisme memahami bahwa jika telah masuk dalam konsepsi manusia sesungguhnya itu bukanlah Zat Tuhan yang abadi dan agung secara hakiki. Dengan menggunakan kata "jalan" dan "nama" Daoisme ingin mengungkapkan bahwa hakikat Tuhan itu sangat tidak mungkin untuk didefinisikan. 

Segala yang bersifat ilahi dan bersifat adikodrati tidak dapat dengan terus terang dijabarkan atau dijelaskan. Seperti yang pernah diungkapkan oleh orang sufi, "bahwa Tuhanlah yang tidak bersedia memberi pengetahuan kepada makhluk yang diciptakan oleh-Nya dan cara-cara untuk mendapat pengetahuan tentang-Nya, kecuali melalui ketidakmampuan untuk dapat mengenal-Nya.[3]

Lao Tse mengajarkan bahwa pengetahuan itu justru dapat merusak suatu tatanan negara. Bagaimana mungkin orang yang justru berilmu namun diragukan untuk dapat memimpin suatu negara? Dalam hal ini Lao Tse sebagai guru pertama yang mengajarkan konsep Daoisme ini mengatakan bahwa orang yang justru tidak memiliki pengetahuan apa-apa di dalam dirinyalah yang dapat membawa negara menjadi lebih baik. 

Banyak orang yang menganggap aneh ajaran dari Lao Tse. Namun dibalik keanehan ajarannya itulah justru terdapat dan tersembunyi suatu kebijaksanaan. Dia melihat bahwa kegagalan itu sebagai perbuatan manusia. Semakin orang berusaha maka semakin buruklah rupa dari keadaan dunia ini. Dirinya menyadari untuk dapat memperbaiki dunia yang telah terlanjur rusak maka seseorang perlu memurnikan dirinya, mengosongkan diri, dan menyatu dengan Dao. Perlu keseimbangan antara alam dan manusia sehingga dapat mengikuti jalannya Dao.[4]

 Daoisme merupakan suatu filsafat mistik dan paham ini memang dianggap sebagai suatu mistisisme alam. Jauh sebelum Daoisme memberikan suatu pemahaman tentang, kaum konfusianisme telah lebih mengartikan Dao itu sebagai suatu jalan atau suatu cara bertindak. Konfusius memakainya sebagai pengertian kefilsafatan, yang mencerminkan bagaimana cara bertindak seseorang yang benar. Jika dalam konfusius, Dao bukanlah suatu pengertian metafisik, tidak bagi Daoisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun