Mencoba mengingat kembali kejadian di tahun 2022 Setahun lalu yang berkenaan dengan hari Sabtu 19 November 2022, hari yang sangat istimewa dalam sejarah hidupku oleh karena sudah kesekian kalinya menyapa diriku.
Yang sangat Istimewa dan spesial bagiku adalah kalimat " Masa Sulitmu Sudah Usai" yang di lontarkan oleh seorang Imam SVD yang perna betugas di Paroki kami, paroki St. Grardus Nualain. Beliau adalah seorang Imam misionaris Serikat Sabda Allah yang hingga saat ini masih menjadi teladan bagi kami dalam menjalani panggilan hidup.
" Masa Sulitmu Sudah Usai " ungkap Pater Vikjen Keuskupan Atambua Pater Vinsensius Wun, SVD. saat saya menghampirinya untuk bersalaman di celah-celah Kegiatan yang digagas oleh para Suster SSpS Provinsi Timor (Indonesia) dan para Suster SSpS Timor Leste yang berkolaborasi dengan JPIC SVD Timor ( Indonesia) -JPIC SVD Timor Leste dan Pemerintah Kabupaten Belu Dalam Aksi penanaman 1.200 Anakan Mangrove, 40 Cendana, 500 Oliander dan 150 Tanaman Hias disepanjang Pantai Motaain Indonesia - Timor Leste.
Ungkap ini sangat mendalam bagi saya dan keluarga dan mungkin juga bagi para pembaca. " Masa Sulitmu sudah Usai " sebuah kalimat yang tidak biasa di ungkapkan oleh siapapun selain seorang Imam ataupun orang tertentu yang mempunyai penglihatan dan anugrah Karismatik untuk dapat melihat, menerawang dan menilai pada diri seseorang.
Awalnya ungkapan Pater Vikjen ini saya anggap biasa, namun setelah kembali dari lokasi kegiatan, saya mencoba merenung dan merefleksikan apa yang di ungkapkan oleh Pater Vikjen itu ternyata maknanya sangat mendalam bagi diri saya.
Ya karena beliau sangat kenal dengan keluarga kami terutama diri saya yang perna menjadi anak rohaninya sejak masa Sekolah Dasar hingga menjadi salah satu anggota tarekat SVD kala itu.
Pater Vinsen adalah sosok seorang Imam misionaris yang luar biasa, beliau adalah seorang tokoh Misionaris Sang Sabda yang menjadi panutan bagi umat paroki St.Grardus Nualain, dan mungkin juga di paroki lain yang perna beliau bertugas, Ia dikenal sebagai Imam yang peduli terhadap kaum miskin, kaum terbuang, kaum hina dina dan kaum yang terpinggirkan.
Para pembaca yang Budiman sosok Pater Vinsensius Wun, SVD adalah satu dari sekian Imam Tuhan yang sangat peduli dengan umatnya, beliau adalah pendengar yang setia sekaligus penasehat yang selalu memberikan solusi dalam menghadapi kerikil-krikil duri dalam menjalani panggilan hidup ini.
Banyak orang sering datang kepadanya untuk berkonsultasi bagaimana menjalani dan menghadapi orang-orang yang menganggap kita tidak berarti di dalam masyarakat dan beliau pasti akan memberikan solusi untuk menghadapi orang-orang tersebut.
Para pembaca yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sering ada orang yang menilai dan menstikma orang lain bahwa orang-orang itu akan mengalami kesusahan yang tiada akhir, dan masih banyak lagi pembicaraan dan ocehan dari orang-orang yang menganggap dirinya sudah berhasil tanpa mengingat bahwa keberhasilan mereka itu berkat dukungan dari orang-orang yang saat itu mereka anggap tidak berarti.
Para pembaca yang baik tanpa kita sadari hal tersebut di atas sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, namun melalui tulisan ini saya mengajak para pembaca untuk kembali kepada diri, mengoreksi dan merefleksikan akan pengalaman hidup yang pernah kita alami baik itu pengalaman hidup yang menyakitkan maupun yang membahagiakan dan apakah kita dapat menghadapi semua itu dengan setulus hati atau ada pergolakan dalam batin untuk melawannya ataukah kita diam menerima semua itu ?.
Para pembaca yang Budiman kalimat " Masa Sulitmu Sudah Usai " merupakan suatu rangkaian kata yang sangat meneguhkan dan memberi kekuatan bagi kita semua yang mungkin pernah mengalami masa-masa sulit dalam menjalani kehidupan itu.
Para pembaca yang baik ketika dalam diam,merefleksikan kalimat yang diucapkan oleh Pater Vikjen, " Masa Sulitmu Sudah Usai " saya kembali mengingat akan masa lalu yang penuh dengan tantangan dan cobaan. kala itu hari - hariku penuh dengan berbagai persoalan dan sangat menyakitkan bila di ungkapkan namun ada baiknya bila saya mengulasnya secara singkat untuk dapat diketahui oleh para pembaca bahwa untuk keluar dari suatu keterpurukan kita harus menyelam dan mengalaminya agar kalimat " masa sulitmu sudah usai dapat di genapi.
" Kami dalam keluarga ada 7 bersaudara namun kakak kedua berpulang Kembali kepangkuan Ilahi, bersama ayah dan ibu kami ada 8 orang, pekerjaan orang tua ayah Petani ladang, dan ibu sebagai Ibu rumah tangga. Dalam kesederhanaan dan penuh kasih sayang kami di bimbing dan di besarkan oleh kedua orang tua kami, masa kecil kami berenam berjalan seperti biasa ada canda ada tawa ria bersama kedua orang tua kami.
Banyak orang di sekitar kami tidak pernah tahu bahwa kami mengalami kesusahan oleh karena kedua orang tua kami tidak perna menampakan kesusahan kami kepada orang lain. Dalam kesusahan kami tetap bersama, ada beberapa orang tetangga yang selalu menganggap kami paling miskin diantara saudara yang lain, tanpa mereka sadari keberhasilan mereka itu juga berkat bantuan dari kedua orang tua kami.
Para pembaca yang budiman diatas merupakan sebuah ringkasan akan masa lalu yang mungkin bukan saja kami, namun di antara para pembaca juga mengalaminya. Dan yang menjadi kekuatan bagi kami dalam menjalani panggilan hidup adalah " apapun yang ada kami tetap bersyukur oleh karena kami tahu Tuhan tidak akan menguji kita melebihi kemampuan kita ".
Para pembaca yang Budiman dengan berjalannya waktu dalam proses pertumbuhan di sertai dengan adanya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi seseorang dapat berubah karena sudah mengerti dan memahami arti sebuah perjuangan dalam menjalani kehidupan itu dan untuk keluar dari keterpurukan itu kita harus menerima diri apa adanya dan berjalan mengikuti perputaran waktu.
Para pembaca yang baik setelah merefleksikan ungkapan kalimat " Masa Sulitmu Sudah Usai" yang di sampaikan oleh Pater Vikjen Keuskupan Atambua, Pater Vinsensius Wun,SVD. semua yang terjadi dalam diri kita ternyata ada waktunya tersendiri, ada waktu di mana kita mengalami kesusahan yang tiada bandingnya, ada waktu di mana kita mengalami suatu kebahagiaan yang membuat kita lupa diri bahwa waktu ini akan terus berputar, ada waktu untuk kita bangkit dari keterpurukan maka genaplah apa yang disampaikan oleh Pater Vikjen " Masa Sulitmu Sudah Usai ".
Terimakasih Pater Vinsensius Wun, SVD atas hadia terindah di saat ulang tahunku yang berkenaan dengan kegiatan penanaman anakan pohon yang digagas oleh para Suster SSpS Provinsi Timor (Indonesia) dan para Suster SSpS Timor Leste yang berkolaborasi dengan JPIC SVD Timor ( Indonesia) -JPIC SVD Timor Leste dan Pemerintah Kabupaten Belu Dalam Aksi penanaman 1.200 anakan pohon disepanjang Pantai Motaain Indonesia - Timor Leste. sebua ungkapan kalimat yang sangat menguatkan yakni " MASA SULITMU SUDAH USAI ".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H