Mohon tunggu...
Hengki Mau
Hengki Mau Mohon Tunggu... Teknisi - Membaca Manusia Sebagai Kisah

Pemburu Berita, Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Keluarga, Harta, dan Persahabatan

7 Maret 2023   20:10 Diperbarui: 7 Maret 2023   20:16 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Suatu ketika sang lelaki yang diselamatkan oleh pertapa tua itu datang ke pegunungan untuk menjenguk sahabatnya, ketika ia tiba disana sahabatnya itu dalam posisi sakit dan tidak berdaya, dikatakannya bahwa sudah sebulan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dan dirinya berpesan agar sampaikan kepada keluarganya untuk datang menjemputnya, sebelum berangkat sang pertapa tua itu menceritakan semua kondisi, keadaan dan segala isi yang ada dalam pondok kecil itu.

Dengan sedih sang lelaki itu kembali dan mencari keluarga sang pertapa tua sahabatnya itu, ketika ia bertemu dengan keluarga sang pertapa tua itu ia menyampaikan dan bercerita kondisi terakhir sahabatnya itu kepada keluarganya.

Seminggu setelah penyampaian kepada keluarganya sang pertapa tua yang tinggal di daerah pegunungan itu meninggal dunia. Keluarga jauhnya datang untuk melayat dan ingin mengumpulkan barang-barang berharga milik pertapa tua itu.

Setibanya di sana yang mereka lihat hanyalah sebuah gubuk tua dengan kamar mandi di sampingnya. Dalam gubuk itu, dekat tungku batu ada sebuah panci masak yang sudah tua dan kondisi bodinya sudah tidak beraturan lagi, ada juga peralatan dapur lainnya tersimpan rapi disamping panci itu.

Sebuah meja tua terbuat dari papan kayu dengan kondisinya sudah retak dan tidak beraturan dan sebuah kursi berkaki tiga mengapit sebuah jendela mungil yang kalau dibuka dapat menikmati panorama alam yang sangat mengagumkan sejauh pandangan mata melihatnya.

Sebuah lampu pelita yang bahan dasarnya tanah liat menjadi perhiasan di tengah-tengah meja, tampak di sudut ruang kecil itu terdapat tempat tidur bobrok dengan alas tikar di atasnya.

Mereka mengambil beberapa barang tua dan beranjak pergi, tiba-tiba seorang teman lama pertapa tua itu menghentikan mereka. Ia bertanya kepada mereka, "Apakah tuan tidak keberatan kalau saya mengambil sisa barang yang masih ada di pondok sabahat saya itu ?"

Jawab mereka, "Silakan!" Mereka berpikir bahwa sudah tidak ada barang berharga lagi di dalam gubuk reyot itu.

Orang itu masuk ke gubuk dan berjalan ke meja, Ia meraih bagian bawah meja dan mengangkat salah satu papan lantai, lalu ia mengambil semua emas di situ yang telah ditemukan sahabatnya selama lebih dari lima puluh tahun. Harga emas itu cukup untuk membangun sebuah istana megah.

Ketika pertapa tua itu meninggal, hanya sahabatnya itu yang tahu hartanya yang sebenarnya, ketika sahabatnya itu keluar lewat jendela dan memandang debu di belakang mobil keluarga pertapa yang sudah menjauh itu, ia berkata, "Seharusnya mereka mengenalnya lebih dekat."

Para pembaca yang baik mengenal sesama lebih dekat itu sesuatu yang sangat bernilai bagi hidup manusia, bukan karena memiliki harta kekayaan yang banyak, tetapi kita perlu mengenal dan melihat bahwa sesama kita itu memiliki keunikan, kemampuan dan pengalaman hidup yang bisa membantu kita dalam perjalanan hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun