Mohon tunggu...
Hengki Mau
Hengki Mau Mohon Tunggu... Teknisi - Membaca Manusia Sebagai Kisah

Pemburu Berita, Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Murkakah Alam Ini Kepada Kita?

3 Maret 2023   22:21 Diperbarui: 3 Maret 2023   22:29 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah dua pekan curah hujan di wilayah perbatasan RI-RDTL tidak pernah redah, terjadi bencana alam di mana-mana, puluhan rumah tertimbun akibat bencana lonsong, sungai-sungai di penuhi dengan banjir, banyak rumah masyarakat yang teredam akibat luapan banjir bahkan ada warga yang meninggal karena terseret banjir. Bencana alam ini sering terjadi di wilayah ini apa bila musim hujan tibah.

Hari itu, Kamis 27 Februari 2023 mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada kejadian bencana tanah longsor mengakibatkan puluhan rumah warga terdampak longsor di dusun Haulata, Desa Lutharato, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, yang masuk dalam kategori wilayah terluar dan terdepan di Branda Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Musin hujan di tahun ini sangat tidak bersahabat, angin begitu kencang membuat udaranya terasa amat dingin bagaikan tinggal di kutup, Curah hujan sangat tinggi dalam dua pekan terakhir, membuat aktifitas para petani di wilaya perbatasan macet total oleh karena tidak dapat melakukan aktifitas. Di lihat dari kondisi alam saat ini para petani akan mengalami gagal panen karena sawa dan ladang mengalami longsor dan tertimbun tanah.

Menindak lanjuti informasih dari masyarakat, Aloysius Haleserens yang adalah orang nomor dua di kabupaten ini mengambil sikap untuk turun memantau secara langsung melihat kondisi warga yang terkena dampak bencana tanah longsor. Dengan di dampingi oleh Kaban Kesbangpol, Apolinaris M. Susar dan kasubag Protokol Komunikasi pimpinan dan tim Dokumentasi pimpinan Setda Belu segera turun ke lokasi.

Untuk menuju lokasi longsor, kami bersama Wabup Belu mengendarai sepeda motor dengan dikawal warga karena untuk mencapai lokasi terdapat beberapa titik rawan longsor yang sekali-kali dapat membahayakan para pelintas yang menggunakan kenaraan, baik roda dua maupun roda empat. 

Tiba dilokasi bencana tepat pukul 12.00 Wita, Wabup Belu di dampingi Kaban Kesbangpol, Apolinaris M. Susar, Camat Lamaknen Selatan, B. M. Bele dan staf, Kasubag Protokol, Danpos Serda Faldy Akbar dan Anggota dan Kabid Dinas Sosial Kabupaten Belu langsung meninjau bencana longsor tersebut. 

Di sela-sela peninjauan bencana longsor, Wakil Bupati Belu, Aloysius Haleserens mengungkapkan keprihatinan kepada warga Desa Lutharato yang mengalami musibah.

"Pemerintah akan memperhatikan saudara-saudari kita yang mengalami musibah akibat bencana alam tanah lonsor. Kurang lebih 28 rumah hancur total. 34 Kepala keluarga yang terdampak sudah diungsikan ke tetangga yang terdekat. Bagi mereka yang kena musibah, pemerintah akan menangani dalam waktu yang secepatnya," imbuhnya.

Dirinya menegaskan, hal utama yang segera diupayakan pemerintah adalah makanan, obat-obatan, dan kebutuhan air bersih.

"Termasuk kondisi kesehatan warga segera kita tangani, tim medis dalam hal ini dokter sudah berada dilokasi dan berbaur bersama unsur TNI-Polri untuk membantu warga yang kena musibah bencana alam. Pemerintah setempat juga telah memberikan bantuan sementara untuk mengatasi situasi saat ini," tambahnya.

Wabup Belu mengharapkan, semua pihak yang kini berada dilokasi bencana agar tetap memberikan perhatian dan memperioritaskan logistik makanan, obat-obatan dan air bersih.

"Untuk pemukiman bagi warga terdampak, kita akan melihat lokasi yang cocok dan sesuai. Hal lain yang harus mendapat perhatian adalah akses jalan terputus, mengingat mobilisasi bantuan ke lokasi bencana," jelasnya.

Kendati terkendala akses ke lokasi bencana, ungkap Wabup Aloysius bahwa bantuan yang disalurkan akan dilakukan secara estafet.

"Dari Atambua menuju Sisi Fauberal, baru kemudian menuju ke Dusun Haulafa Desa Lutharato yang terdampak bencana. Mobilisasi logistik akan dibantu oleh aparat TNI-Polri. Mudah-mudahan, besok alat berat sudah ada dilokasi untuk menimbun kembali jalan yang patah, supaya bisa di lalui kendaraan untuk melayani masyarakat yang terdampak," ungkapnya.

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tetap siaga dan segera meninggalkan lokasi-lokasi yang mulai terancam longsor, ke lokasi pemukiman yang aman.

"Sementara waktu keadaan cuaca seperti ini, jangan paksakan ke kebun sebelum cuaca membaik dan jangan membiarkan diri dalam kondisi sakit dan harus inisiatif ke tempat posko kesehatan, yang sudah ada di pos TNI,"


Bersama rombongan aku mencoba untuk memisahkan diri agar dapat berbaur dengan para korban dampak bencana untuk menghibur dan menguatkan mereka untuk menghadapi cobaan ini. Udara di lokasi itu sangat dingin dari kerumunan warga saya mencoba untuk berada di tengah-tengah mereka namun tubuhku tidak tahan dingin karena kondiri lokasi tersebut berada di ketinggian.

Udara dingin itu sangat menyengat kulit yang menempel membungkus tubuhku terasa bagaikan es, pori-pori kulitku sepertinya tidak merasakan getaran darah urat nadiku dan ku biarkan hawa dingin itu berlalu dan pergi bersama rintik hujan yang masih terus menetes.

Aku terpaku, terdiam dan membisu melihat dan menyaksikan kedasyatan hujan dan angin kencang yang memporak-porandakan rumah warga yang rata dengan tanah akibat longsor yang begitu dasyat, sungguh hatiku tersayat saat melihat dan menyaksikan kemurkaan alam ini.  

Oh.... Alam maafkan kami yang tidak tahu berterimakasih kepadamu, membuatmu tandus oleh karena keserakahan si manusia ini, engkau digunduli oleh manusia-manusia tamak yang egois ingin memperkaya diri dan mengorbankan sesamanya sehingga membuatmu murka seperti ini.

Kami tidak tahu malu karena telah melukai tubuh bumimu yang adalah ibu bagi kami yang telah memberikan kehidupan, wahai ibu bumi janganlah engkau murka kepada kami, maafkanlah kami oleh karena kami telah melukai tubuh bumimu yang adalah sumber kehidupan bagi kami umat manusia.

Kami sudah serakah kepadamu wahai bumiku, sekali lagi janganlah engkau murka kepada kami, biarlah semua murkamu ini dialami oleh kami di generasi ini jangan engkau menyimpan murkamu terhadap anak cucu kami yang adalah generasi untuk menata kembali dirimu menjadi bumi yang seperti sediakala.

Mungkin sebelum kami, dirimu tidak seperti sekarang ini oleh karena pada jaman itu generasi terdahulu selalu merawatmu, tidak menebang sembarangan pepohonan yang tumbuh di atas tubuhmu, oleh karena mereka selalu menjaga keseimbangan lingkungan dimana mereka tinggal dan menetap karena mereka sadar bahwa engkaulah yang telah memberikan kehidupan dari berbagai sumber daya yang ada dalam dirimu.

Ibu bumiku engkau adalah tempat kami untuk mendapat dan mengalami kehidupan ini, engkau memberikan keindahan kepada kami lewat tumbu-tumbuhan dan pepohonan yang tumbuh subur diatasmu.

Ibu bumiku kini engkau jauh berbeda dengan bumi yang dulu, oleh karena ulah manusia jaman ini yang tidak bersahabat dan tidak bertanggung jawab terhadapmu yang telah memberikan kehidupan, mereka menggunduli tubuh bumimu, sehingga terjadi berbagai macam bencana, apabila dimusim hujan terjadi bencana banjir dan longsor, tubuh bumimu di cabik-cabik oleh karena tidak ada akar pepohonan yang menahan tubuhmu. 

Di musim kemarau terjadi badai angin kencang yang mengakibatkan terjadi kerusakan oleh karena hebatnya angin menerpa hamparan kosong tanpa ada tumbuhan yang berdiri kokoh diatas tubuh bumimu untuk menahan terpaan angin itu.

Ibu bumiku andai waktu ini dapat berputar kembali kepada Jaman sebelumnya saku dan mungkin masih ada generasi kami yang peduli untuk menghijaukan dirimu, dengan menanam pepohonan yang akan bertindak sebagai penghalang angin dan memperkokoh tubuh bumimu dengan akar-akarnya, sehingga dapat melemahkan kecepatan angin dan mengurangi dampak terjadinya bencana yang tidak di inginkan. 

Akar-akar pohon yang tertanam di dalam tubuh bumimu akan berguna untuk menahan tubuhmu dan memastikan bahwa tidak akan terseret air bila musim hujan tiba, daun dan ranting pohon juga akan membantu mengurangi dampak tetesan air hujan di tanah sehingga dapat mencegah erosi, dengan pohon-pohon yang ditanam, akan menahan tubuhmu sehingga tidak mudah longsor.

Para pembaca yang budiman, ini sebuah tulisan lepas berkaitan dengan situasi saat ini dan pengalaman yang aku alami sendiri beberapa hari yang lalu saat bersama orang nomor dua di kabupaten Belu  memantau bencana tanah longsor yang mengakibatkan puluhan rumah warga hancur porak-poranda. 

Dilihat dari kondisi cuaca di wilayah Nusa Tenggara Timur pada khususnya kabupaten Belu mengalami cuaca hujan yang sangat ektrim sehingga terjadi angin kencang dan terjadi longsor di mana- mana.

Pertanyaannya, mengapa ada kejadian seperti ini di wilayah kita dan kapankah kejadian seperti ini dapat berakhir, Sebagai generasi milenial yang cinta akan alam yang kita diami ini, mari kita bersatu bergandengan tangan bersama dinas terkait siapkan anakan pohon apa saja yang dapat kita tanam guna mereboisasi kembali Alam bumi kita tercinta ini demi generasi kita yang akan datang.


Semoga bermanfaat


Hengki Mau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun