Mohon tunggu...
Hengki Mau
Hengki Mau Mohon Tunggu... Teknisi - Membaca Manusia Sebagai Kisah

Pemburu Berita, Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perdagangan orang Marak di Belu

3 Maret 2023   08:06 Diperbarui: 3 Maret 2023   08:09 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Riana juga kerap dimarahi majikannya. Ia mendapat jatah makan sekali sehari, itu pun makanan sisa sang majikan. Tak tahan dengan perlakuan itu, Riana melakukan berbagai cara untuk bisa menghubungi pihak keluarga di kampung. Melalui telepon, pada 18 Oktober 2022, kepada keluarganya, ia menceritakan bahwa pekerjaanya adalah asisten rumah tangga, bukan di Jakarta melainkan di Medan.

"Saya sering menahan rasa lapar dengan meneguk air hangat hingga berhari-hari karena majikan jarang makan di rumah. Saya tidur di gudang tempat menyimpan barang bekas dan rongsokan lainnya," ujar Riana menceritakan kisah pilu tersebut.

Menurut Riana, sang majikan benar-benar jahat. Dia akhirnya menceritakan kepada keluarganya di kampung soal kisah pilu itu dan mengaku sudah tidak betah bekerja di sana. Riana mengaku sudah bulat untuk pergi dari rumah itu. "Saya merasa tertekan sehingga memutuskan untuk kabur dari rumah majikan itu," kata dia.

Untuk bisa meninggalkan rumah itu dan kembali ke kampung halaman, Riana meminta uang ke keluarga di desa. Riana saat berkomunikasi dengan keluarga mengatakan seluruh dokumen syarat kerja disita pihak perusahaan yang memberi pekerjaan.

Mendengar cerita sang anak seperti itu, Kunigundis Lika mendatangi rumah Wendelina Soi di Desa Lamaksenulu, Kecamatan Lamaknen kabupaten Belu, pada 20 Oktober 2021. Dia hendak menanyakan nasib anaknya, juga dokumen-dokumen yang dipakai sebagai syarat bekerja. Kunigundis meminta pertanggungjawaban Wendelina ihwal anaknya yang kabur dari majikan dan saat itu belum diketahui lokasi tempat tinggal baru Riana. Wendelina mengatakan nasib Riana baik-baik saja. "Soal dokumen katanya sudah diserahkan ke perusahaan," ujar Kunigundis.

Beruntung Riana memiliki saudara di Medan. Dia akhirnya dibantu kerabat di sana untuk kembali ke kampungnya. Kedua orang tua Riana menjual sapi agar anaknya itu bisa pulang ke rumah di Desa Makir. Dia kini membantu kedua orang tuanya di ladang.

Dia ingin membantu mencari uang untuk mengurus surat kehilangan ijazah dan dokumen-dokumen lain yang tidak dikembalikan perusahaan. Riana juga bertekad melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Atambua.

Cerita Perantara

Wendelina Soi, yang merekrut Riana, mengatakan dia mengajak orang-orang untuk bekerja dengan pendekatan kekeluargaan. Dia datang ke rumah-rumah yang di situ ada gadis-gadis baru lulus sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Kepada merekalah, Wendelina menawarkan pekerjaan di dalam negeri dan luar negeri. "Kami juga minta izin ke orang tuanya," kata dia.

Mereka yang bersedia, ujar Wendelina, akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan penampung. Dia mengaku membantu mengurusi dokumen kebutuhan untuk kerja dari mulai mendapatkan surat domisili dari kepala desa hingga tanda tangan kontrak kerja. Biasanya, kata dia, kontrak kerjanya sekitar dua tahun. "Dari perusahaan saya mendapat bonus Rp 1,5 juta per satu calon tenaga kerja," katanya.

Wendelina membantah dia menyalurkan orang tak sesuai dengan kesepakatan awal seperti terjadi pada Riana. Biasanya, kata dia, orang yang kabur dari tempat kerja karena merasa pekerjaannya tersebut tidak sesuai dengan harapan. "Kalau saya sudah jelas perjanjiannya di awal bahkan minta izin kepada kepala desa," kata Wendelina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun